Dikutip dari Investing.com, Senin, 21 Agustus 2023, pasar menunggu lebih banyak isyarat tentang kebijakan moneter AS. Sementara harga tembaga flat setelah penurunan suku bunga Tiongkok meleset dari ekspektasi.
Fokus minggu ini sebagian besar tertuju pada Simposium Jackson Hole, di mana Ketua Federal Reserve Jerome Powell diperkirakan akan memberikan lebih banyak sinyal mengenai jalur suku bunga AS.
Harga emas sedikit memangkas kerugian terbarunya setelah jatuh di bawah level kunci USD1.900 per ons, raih beberapa permintaan safe haven saat perlambatan pertumbuhan di Tiongkok juga membebani sentimen.
Langkah bank sentral Tiongkok, People's Bank of China, sebagian besar meleset dari ekspektasi pasar dengan perubahan loan prime rate (LPR) pada hari Senin.
Emas spot untuk penyerahan Desember naik 0,2 persen ke USD1.892,68 per ons. Sementara emas berjangka Desember naik 0,3 persen menjadi USD1.921,95 per ons. Kedua instrumen masih diperdagangkan mendekati level terendah dalam lima bulan terakhir.
Baca juga: Hari Ini Harga Emas Antam Stagnan di Rp1,057 Juta/Gram |
Isyarat lanjutan Fed dinanti-nanti
Emas diperkirakan akan diperdagangkan dalam rangebound selama beberapa hari mendatang, dan investor bersiap-siap menjelang Simposium Jackson Hole pada pekan ini.
Inflasi AS yang kuat dan data pasar tenaga kerja telah menekan harga emas dalam beberapa pekan terakhir, saat pasar mulai memperkirakan kemungkinan yang lebih besar untuk kenaikan suku bunga.
Powell kini diperkirakan akan menjelaskan lebih lanjut tentang rencana suku bunga bank, setelah risalah rapat Fed Juli yang menunjukkan mayoritas pengambil kebijakan mendukung suku bunga yang lebih tinggi untuk menahan inflasi tinggi.
Dolar dan treasury yields naik dalam ekspektasi kenaikan suku bunga, yang pada gilirannya menekan harga emas dan aset-aset tanpa imbal hasil lainnya. Naiknya suku bunga telah meningkatkan biaya peluang untuk memiliki emas selama setahun terakhir dan ini membuat sebagian besar traders tetap berpegang pada dolar sebagai safe haven pilihan.
Di sisi lain, harga tembaga bergerak tipis pada meskipun negara importir utama Tiongkok mengecewakan pasar dengan pemangkasan suku bunganya.
Adapun, PBOC memangkas LPR satu tahun sebesar 10 basis poin (bps) menjadi 3,45 persen. Sementara LPR lima tahun tidak berubah sebesar 4,20 persen. Analis memperkirakan pemotongan setidaknya 15 bps untuk tiap suku bunga tersebut.
Langkah ini mengisyaratkan negara importir tembaga terbesar di dunia ini memiliki sedikit ruang moneter untuk terus melonggarkan kebijakan dan mendukung pertumbuhan yang menjadi sebuah tren yang berpotensi memperburuk minatnya terhadap logam mulia ini.
Impor tembaga ke Tiongkok telah turun tajam pada Juli, akibat pemulihan ekonomi pascacovid di negara tersebut memudar. Hal ini sangat membebani harga tembaga selama tiga minggu terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News