Gedung Bank of Japan. FOTO: AFP
Gedung Bank of Japan. FOTO: AFP

BoJ Bunyikan Alarm! Waspada Ada Peningkatan Risiko Pemulihan Ekonomi Jepang

Angga Bratadharma • 03 September 2021 10:32
Tokyo: Anggota Dewan Bank of Japan (BoJ) Goushi Kataoka mengatakan pandemi virus korona dapat membebani ekonomi lebih lama dari yang diperkirakan. BoJ juga memperingatkan adanya potensi peningkatan risiko terhadap perkiraan bank sentral tentang pemulihan moderat yang didorong oleh ekspor.
 
Kataoka menekankan BoJ telah bersiap untuk meningkatkan stimulus jika diperlukan, memperkuat ekspektasi pasar bahwa Jepang akan tertinggal dari negara-negara lain saat berupaya keluar dari kebijakan mode krisis. Sejauh ini, gelombang covid-19 telah memberikan teramat keras terhadap perekonomian.
 
"Mengingat perkembangan ekonomi domestik dan global baru-baru ini, kebutuhan akan langkah-langkah yang lebih berani semakin meningkat,” kata Kataoka, dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 3 September 2021.

Dalam tanda lain terkait kebijakan moneter ultra-longgar Jepang akan berlanjut, Fumio Kishida -yang menantang Perdana Menteri Yoshihide Suga untuk menjadi ketua partai yang berkuasa- mengatakan Jepang harus tidak ketinggalan dari negara-negara lain dalam mendukung ekonomi mereka dengan kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif.
 
Kataoka menegaskan prospek ekonomi Jepang terkait dengan ketidakpastian konsumsi terlihat tetap dalam keadaan parah karena pemberlakuan keadaan darurat pembatasan untuk memerangi pandemi. Hal semacam itu tentu patut diwaspadai agar tidak terus memberikan tekanan berat.
 
"Risiko konsumsi meningkat, dengan lonjakan kasus varian delta memaksa Jepang untuk mempertahankan pembatasan kegiatan ekonomi. Ada kemungkinan besar dampak pandemi dapat berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan,"
 
Seorang pendukung pelonggaran moneter yang agresif, Kataoka, telah menjadi satu-satunya pembangkang yang konsisten terhadap keputusan BoJ untuk mempertahankan target suku bunganya tidak berubah. Kataoka mengulangi seruannya kepada BoJ untuk meningkatkan pembelian obligasi pemerintah untuk menekan biaya pinjaman bagi perusahaan.
 
Harapannya perusahaan dapat meningkatkan belanja modal dan berinvestasi di area pertumbuhan. "Secara pribadi, saya percaya BoJ harus memperkuat pelonggaran moneter karena inflasi akan tetap jauh dari target dua persen bank selama bertahun-tahun bahkan jika ekonomi pulih," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan