Lalu, apa alasan Erdogan memecat Naci Agbal yang baru empat bulan menjabat sebagai gubernur bank sentral itu?
Dikutip dari DW, Selasa, 23 Maret 2021, kebijakan Naci Agbal dalam mempertahankan suku bunga tinggi ditentang oleh Presiden Erdogan.
Langkah tersebut, diumumkan tanpa penjelasan dalam sebuah keputusan yang diterbitkan dalam Lembaran Negara Resmi. Keputusan ini terjadi tak lama setelah bank sentral menaikkan suku bunga utamanya secara tajam.
Agbal terus menaikkan suku bunga acuan selama dirinya menjabat -tindakan yang diklaim Erdogan menyebabkan inflasi yang lebih tinggi.
Pada Kamis pekan lalu, Agbal menaikkan suku bunga menjadi 19 persen. Pihak bank sentral mengatakan bahwa kebijakan moneter ketat diperlukan untuk menurunkan inflasi Turki, yang telah mencapai 15,61 persen.
Erdogan sendiri ingin membawa Turki dengan peringkat inflasi tahunan menjadi di bawah 10 persen pada akhir 2022. Serta menjadi lima persen pada saat ia dijadwalkan untuk menghadapi pemilihan umum, pada 2023.
Agbal, mantan menteri keuangan itu, sebelumnya ditunjuk sebagai kepala bank sentral pada November 2020 untuk mengatasi melemahnya keuangan dan fluktuasi nilai tukar.
Sementara melansir Xinhua, Erdogan menggantikan Agbal dengan Sahap Kavcioglu, mantan anggota parlemen dari Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa.
Pekan lalu, pemimpin Turki ini mengumumkan paket reformasi baru yang bertujuan untuk menstabilkan ekonomi di tengah dampak pandemi covid-19. Langkah-langkah tersebut diharapkan untuk fokus pada keuangan publik, inflasi, defisit akun saat ini, dan membuka lapangan kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News