Kilang Minyak. Foto : AFP.
Kilang Minyak. Foto : AFP.

Pengetatan Pasokan Buat Harga Minyak Menguat

Antara • 30 Juli 2022 08:06
New York: Harga minyak dunia  menguat lebih dari dua dolar AS pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), ketika perhatian pasar beralih ke pertemuan OPEC+ minggu depan dan meredupnya ekspektasi adanya peningkatan pasokan.
 
Dikutip dari Antara, Sabtu, 30 Juli 2022, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September, bertambah USD 2,2  atau 2,3 persen menetap di USD 98,62 per barel di New York Mercantile Exchange.
 
baca juga: AS dan Arab Saudi Kompak Berkomitmen Jaga Stabilitas Pasar Energi Global

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September terangkat USD 2,87 datau 2,7 persen, menjadi ditutup pada USD 110,01 per barel di London ICE Futures Exchange.
 
Untuk minggu ini, standar minyak mentah AS dan Brent masing-masing melonjak 4,1 persen dan 6,6 persen, berdasarkan kontrak bulan depan. Namun, kedua kontrak mencatat kerugian bulanan kedua, dengan Brent turun sekitar 4 persen untuk Juli dan WTI hampir 7 persen lebih rendah.

Pedagang mengalihkan pandangan mereka ke Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, karena kelompok itu diperkirakan akan bertemu minggu depan untuk membahas strategi produksi di masa depan.
 
Sumber OPEC+ mengatakan kelompok itu akan mempertimbangkan untuk menjaga produksi minyak tidak berubah untuk September sehingga peningkatan moderat akan dibahas.
 
Keputusan untuk tidak menaikkan produksi akan mengecewakan Amerika Serikat setelah Presiden Joe Biden mengunjungi Arab Saudi bulan ini dengan harapan ada kesepakatan untuk meningkatkan produksi.
 
Harga minyak memangkas beberapa kenaikan setelah rilis data dari perusahaan jasa minyak Baker Hughes menunjukkan bahwa pengebor AS menambahkan rig minyak mentah untuk rekor 23 bulan berturut-turut, menunjukkan lebih banyak pasokan ke depan.
 
Pada Juli, jumlah rig minyak naik 11, meningkat untuk rekor 23 bulan berturut-turut, sementara jumlah gas tidak berubah setelah naik selama 10 bulan berturut-turut, data Baker Hughes menunjukkan.
 
Pasar saham yang lebih kuat juga mendukung minyak, seperti halnya dolar AS yang lebih lemah, yang membuat minyak lebih murah untuk pembeli dengan mata uang lain.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan