Ilustrasi. FOTO: AFP/MANDEL NGAN
Ilustrasi. FOTO: AFP/MANDEL NGAN

The Fed Dinilai Tak Perlu Naikkan Suku Bunga Terlalu Cepat

Angga Bratadharma • 13 Juli 2022 14:04
Missouri: Presiden Fed Kansas City Esther George menilai Federal Reserve harus berhati-hati untuk tidak menaikkan suku bunga terlalu cepat. Meski tak ditampik, suku bunga yang lebih tinggi diperlukan untuk membantu mendinginkan permintaan dan mengendalikan inflasi yang sangat tinggi di Amerika Serikat (AS).
 
George memperingatkan terlalu cepat menaikkan suku bunga dapat mengganggu dan telah menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan resesi. Komite penetapan kebijakan The Fed bulan lalu mengumumkan kenaikan suku bunga terbesar dalam hampir 30 tahun, tetapi George tidak setuju dengan keputusan tersebut dan lebih memilih kenaikan yang lebih kecil.
 
"Memindahkan suku bunga terlalu cepat meningkatkan prospek oversteering," katanya, dilansir dari The Business Times, Rabu, 13 Juli 2022.

George menjelaskan suku bunga pasar sudah meningkat sebagai tanggapan atas niat yang dinyatakan Fed untuk menaikkan suku bunga acuan pinjaman. "Mengkomunikasikan jalur suku bunga kemungkinan jauh lebih penting daripada kecepatan kita sampai di sana," tuturnya.
Baca: Menkeu Rusia dan Ukraina Hadir Virtual dalam Pertemuan G20 di Bali

Menghadapi inflasi tercepat dalam lebih dari empat dekade, bank sentral AS mulai menaikkan suku bunga dari nol pada Maret dan menaikkan tiga perempat poin pada Juni. Selain itu, The Fed memberi sinyal kenaikan serupa lainnya terjadi di bulan ini.
 
Beberapa pejabat, termasuk Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan, komite harus menaikkan suku bunga dengan cepat dan kemudian menilai kembali di akhir tahun. Namun, George menilai, perubahan signifikan dan tiba-tiba dapat meresahkan. Tapi dia bersimpati dengan pandangan Fed perlu bertindak cepat.
 
"Ini sudah merupakan laju kenaikan suku bunga yang cepat secara historis bagi rumah tangga dan bisnis untuk beradaptasi, dan perubahan suku bunga yang lebih mendadak dapat menciptakan ketegangan, baik di ekonomi maupun di pasar keuangan," katanya.
 
Dirinya memperingatkan adanya peningkatan risiko resesi yang akan datang. "Selain itu, mengingat ketidakpastian tentang bagaimana ekonomi akan bereaksi, tidak jelas seberapa tinggi suku bunga perlu bergerak untuk menurunkan inflasi," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan