Australia. Foto : AFP.
Australia. Foto : AFP.

Australia Berupaya Pangkas Keuntungan Produsen Gas

Arif Wicaksono • 10 Desember 2022 20:12
Sydney: Australia telah mengusulkan untuk memaksa produsen gas pantai timur untuk memperbaiki kontrak penjualan mereka berdasarkan biaya produksi mereka ditambah margin keuntungan yang disepakati setelah batas harga satu tahun berakhir.
 
baca juga: AS-Australia Sambut Bergabungnya Pasukan Jepang untuk Halau Tiongkok

Pemerintah Australia dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 10 Desember 2022, telah menetapkan batas waktu 15 Desember tentang rencana untuk secara efektif membatasi margin keuntungan setelah batas harga satu tahun darurat berakhir, yang menurut seorang analis jauh melampaui ekspektasi industri untuk intervensi di pasar.
 
Kepala Eksekutif Asosiasi Produksi & Eksplorasi Perminyakan Australia Samantha McCulloch mengatakan rencana itu mewakili pembongkaran mendasar pasar gas Australia. Langkah tersebut dilakukan saat produsen gas menghadapi kritik keras atas melonjaknya harga energi yang menghasilkan keuntungan tak terduga dari operasi mereka di Australia.
 
Pemerintah mengatakan akan membatasi harga gas pada 12 dolar australia per gigajoule (GJ) dan harga batu bara untuk pembangkit listrik pada 125 dolar australia  per ton selama satu tahun. Hal ini menurut Perdana Menteri Anthony Albanese sebagai langkah luar biasa untuk menurunkan tagihan energi.

Batas harga darurat akan berlaku untuk kontrak baru yang ditandatangani saat batas tersebut beroperasi untuk pasokan pada periode saat batas tersebut diberlakukan, kata Departemen Keuangan.
 
Untuk kontrak multi-tahun, setelah batas berakhir, dikatakan ketentuan penetapan harga yang wajar akan berlaku untuk sisa kontrak, memberi produsen pengembalian modal yang masuk akal di luar biaya produksi.
 
Itu tidak akan berlaku untuk penjualan gas di pasar spot, dan akan tetap berlaku sampai regulator memberi tahu pemerintah bahwa harga gas domestik mencerminkan biaya pokok produksi.
 
Produsen yang akan terkena batasan harga gas dan ketentuan harga jangka panjang yang baru termasuk ExxonMobil Corp (XOM.N), Shell Plc, Origin Energy (ORG.AX), Woodside Energy Group (WDS.AX), Santos Ltd (STO .AX) dan raksasa baja Korea Selatan POSCO International Corp's Senex Energy.
 
"Ini dapat dianggap sebagai deklarasi perang terhadap industri gas di pantai timur," kata analis Credit Suisse Saul Kavonic.
 
Pemerintah awal tahun ini memperkirakan harga gas dan listrik rumah tangga akan naik 20 persen hingga 30 persen selama dua tahun ke depan.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan