Komentar tersebut dikeluarkan di tengah laporan media Barat, yakni beberapa anggota OPEC+, aliansi anggota OPEC dan sekutu mereka, sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan Rusia dari grup.
"Mereka mencatat efek stabilisasi dari kerja sama yang erat antara Rusia dan Arab Saudi di pasar dunia untuk hidrokarbon di sektor penting yang strategis ini," kata pihak Rusia, dikutip dari Arab News, Kamis, 2 Juni 2022.
Tidak ada komentar langsung dari Arab Saudi di luar jam kerja. Media pemerintah Saudi melaporkan, Lavrov tiba di Arab Saudi pada Selasa dan diperkirakan akan bertemu dengan menteri luar negeri lainnya dari negara-negara Dewan Kerjasama Teluk.
OPEC+ akan tetap pada kesepakatan produksi minyak yang disepakati tahun lalu pada pertemuannya pada 2 Juni dan menaikkan target produksi Juli sebesar 432 ribu barel per hari.
OPEC+ dibentuk pada 2016 dan menugaskan pengurangan produksi di antara para anggotanya untuk menjaga pasar minyak tetap stabil dan bertindak melawan jatuhnya harga, terutama karena ekonomi menyusut tajam selama pandemi.
Rusia adalah anggota terkemuka OPEC+, bersama dengan beberapa negara bekas Soviet dan negara-negara lain.
The Wall Street Journal, mengutip delegasi OPEC, menyarankan bahwa pengecualian Rusia dari OPEC+ berpotensi membuka jalan bagi produsen lain untuk memompa lebih banyak minyak mentah secara signifikan seperti yang diinginkan oleh AS dan negara-negara Eropa.
Pertemuan Lavrov dengan mitranya dari Saudi terjadi tak lama setelah Uni Eropa menyetujui pemotongan signifikan terhadap impor minyak mentah Rusia sebagai bagian dari sanksi terbaru terkait dengan invasi Moskow ke Ukraina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News