Kilang Minyak. Foto : AFP.
Kilang Minyak. Foto : AFP.

Ketegangan Geopolitik Bikin Harga Minyak Menguat di Asia

Antara • 24 Januari 2022 10:21
Tokyo: Harga minyak melonjak di perdagangan Asia pada Senin pagi akibat ketegangan geopolitik di Eropa Timur dan Timur Tengah. Kejadian ini meningkatkan kekhawatiran tentang prospek pasokan yang sudah ketat, sementara OPEC dan sekutunya terus berjuang untuk meningkatkan produksi mereka.
 
Harga minyak mentah berjangka Brent terangkat 87 sen atau 1,0 persen menjadi USD88,76 per barel. Kondisi ini membalikkan penurunan 0,6 persen pada harga minyak akhir pekan lalu.
 
Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 86 sen atau satu persen menjadi USD86 per barel, setelah terpangkas 0,5 persen pada akhir pekan lalu.

Kedua harga patokan minyak mentah naik untuk minggu kelima berturut-turut minggu lalu, menguat sekitar dua persen serta mencapai level tertinggi sejak Oktober 2014. Harga melonjak lebih dari 10 persen sepanjang tahun ini karena kekhawatiran atas pengetatan pasokan.
 
"Investor tetap bullish karena risiko geopolitik antara Rusia dan Ukraina serta di Timur Tengah, sementara OPEC+ terus gagal mencapai target produksinya," kata Kepala Analis di Fujitomi Securities Co Ltd, Kazuhiko Saito, dikutip dari Antara, Senin, 24 Januari 2022.
 
"Ekspektasi permintaan minyak pemanas yang lebih tinggi di Amerika Serikat di tengah cuaca dingin juga menambah tekanan," katanya.
 
Memicu kekhawatiran gangguan pasokan di Eropa Timur, Amerika Serikat (AS) mengatakan pihaknya memerintahkan penarikan anggota keluarga staf yang memenuhi syarat dari kedutaan besarnya di Ukraina dan mengatakan semua warga harus mempertimbangkan untuk pergi karena ancaman aksi militer dari Rusia.
 
"Di Timur Tengah, Uni Emirat Arab (UEA) telah mengandangkan sebagian besar drone pribadi dan pesawat olahraga ringan yang digunakan untuk tujuan rekreasi selama sebulan," kata Kementerian Dalam Negeri, menyusul serangan drone mematikan pekan lalu oleh Houthi Yaman di negara Teluk itu.
 
Sementara itu, OPEC+, yang mengelompokkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dengan Rusia dan produsen lainnya, sedang berjuang untuk mencapai target peningkatan produksi bulanan sebesar 400 ribu barel per hari (bph).
 
Kepatuhan OPEC+ dengan pengurangan produksi minyak yang telah lama dipasang naik menjadi sekitar 122 persen pada Desember 2022. Hal ini menunjukkan beberapa anggota terus berjuang untuk meningkatkan produksi mereka.
 
Di Amerika Serikat, persediaan minyak bumi terus merosot selama sebulan terakhir, sementara perusahaan energi memangkas rig minyak minggu ini untuk pertama kalinya dalam 13 minggu. Analis memperkirakan cuaca dingin akan meningkatkan permintaan pemanas selama beberapa minggu ke depan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan