Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

Abaikan Prospek Suram Bank Dunia, Wall Street Cerah

Angga Bratadharma • 08 Juni 2022 06:09
New York: Bursa saham Wall Street menyelesaikan sesi perdagangan berombak dengan menguat pada Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Kondisi itu karena menyerap peringatan Bank Dunia tentang ekonomi global dengan kekhawatiran inflasi tetap menjadi fokus.
 
Mengutip The Business Times, Rabu, 8 Juni 2022, indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 0,8 persen menjadi 33.180,14. Indeks S&P 500 menguat sebanyak 1,0 persen menjadi 4.160,65. Kemudian Nasdaq Composite Index yang kaya teknologi melonjak 0,9 persen menjadi 12.175,23.
 
Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,9 persen, 1,2 poin persentase di bawah perkiraan Januari, setelah invasi Rusia ke Ukraina, yang telah membuat harga gandum dan minyak melonjak.

"Risiko dari stagflasi cukup besar dengan konsekuensi yang berpotensi mengganggu stabilitas bagi ekonomi berpenghasilan rendah dan menengah," kata Presiden Bank Dunia David Malpass.
 
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen memperingatkan bahwa tekanan harga kemungkinan berlanjut bahkan saat dia membela kebijakan ekonomi Pemerintah AS. "Terlepas dari hal-hal negatif ini, beberapa investor menemukan saham menarik sekarang karena AS tidak mungkin masuk ke dalam resesi tahun ini atau berikutnya," kata Analis Oanda Edward Moya.
 
Rantai kotak besar mengatakan sedang membatalkan pesanan dan melakukan penurunan harga yang besar karena kelebihan persediaan, beberapa di antaranya datang terlambat karena masalah rantai pasokan.
 
Tetapi sementara Target turun 2,3 persen, pasar yang lebih luas pulih karena investor melihat pernyataan yang mengecewakan itu konsisten dengan pendapatan baru-baru ini dari pengecer yang menyoroti biaya yang lebih tinggi.
 
"Saya pikir agak tidak adil untuk menghukum pasar dua kali untuk Target. Tentu saja ada banyak ketidakpastian dalam hal data. Kami menunggu inflasi akhir pekan ini. Sementara itu, kita akan melihat cukup banyak turbulensi," kata Kepala Investasi Cresset Capital Jack Ablin.
 
Pemulihan ekuitas juga bertepatan dengan mundurnya imbal hasil Treasury AS 10-tahun menjadi di bawah tiga persen. Di antara perusahaan lain dengan langkah besar, Kohl melonjak 9,6 persen setelah mengonfirmasi sedang dalam pembicaraan untuk diakuisisi oleh Grup Waralaba.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan