"Tetapi ketika ekonomi telah beradaptasi untuk hidup dengan pandemi, sumber ketidakpastian masih cukup besar karena munculnya jenis virus baru bernama Omicron dan mengancam untuk menggagalkan kemajuan," kata Otoritas Moneter Singapura (MAS) dalam Tinjauan Stabilitas Keuangan Tahunan, dilansir dari The Business Times, Selasa, 7 Desember 2021.
Bahkan ketika ekonomi Singapura diperkirakan berkembang di angka 3-5 persen pada tahun depan, peningkatan konsekuen dalam penghindaran risiko global dapat menyebabkan pengetatan kondisi keuangan domestik yang imbasnya mengurangi aliran kredit ke ekonomi.
"Tekanan ini dapat diperburuk oleh inflasi yang terus-menerus di atas target yang dapat memicu pengetatan kondisi keuangan global yang lebih tajam dari perkiraan," ungkap MAS memperingatkan.
Sektor korporasi Singapura kemungkinan besar harus menghadapi beberapa ketidakrataan pertumbuhan. Sektor-sektor seperti manufaktur akan mendapatkan daya tarik lebih lanjut, sementara sektor-sektor yang lebih sensitif terhadap pandemi dapat dikenai pembatasan mobilitas sporadis.
Bank-bank di Republik harus mempertahankan standar penjaminan emisi yang baik dan secara aktif memantau pinjaman yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang rentan, terutama di sektor-sektor yang masih dibatasi oleh pembatasan. "Serta penyediaan yang hati-hati untuk mengurangi potensi kerugian kredit," kata MAS.
Rumah tangga
Rumah tangga harus berhati-hati dalam mengambil komitmen baru yang besar, dengan memperhatikan kemampuan mereka memenuhi kewajiban hipotek jangka panjang, terutama karena suku bunga diperkirakan naik. Kerentanan perusahaan mereda tetapi pertumbuhan tidak merataPada kuartal kedua di tahun ini, kerentanan perusahaan terhadap guncangan telah berkurang dari level yang meningkat setahun yang lalu, dengan risiko leverage juga secara umum stabil. Rasio utang perusahaan naik ke level tertinggi 172 persen di triwulan pertama sebelum sedikit berkurang menjadi 164 persen di triwulan kedua di tengah pulihnya kegiatan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News