Mengutip The Business Times, Selasa, 27 Desember 2022, dalam sebuah pernyataan, Bank Dunia memangkas perkiraannya menjadi 2,7 persen untuk tahun ini dari perkiraan 4,3 persen pada Juni. Angka itu juga merevisi perkiraannya untuk tahun depan dari 8,1 persen menjadi 4,3 persen.
Kedua angka tersebut jauh di bawah target pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang dinyatakan Beijing untuk tahun ini sekitar 5,5 persen, angka yang diyakini banyak analis sekarang tidak dapat dicapai.
"Aktivitas ekonomi di Tiongkok terus mengikuti naik turunnya pandemi —wabah dan perlambatan pertumbuhan diikuti oleh pemulihan yang tidak merata. Pertumbuhan PDB riil diproyeksikan mencapai 2,7 persen tahun ini, sebelum pulih menjadi 4,3 persen pada 2023, di tengah pembukaan kembali ekonomi," kata Bank Dunia.
Baca: Usai Rebranding 3 Anak Usaha, Pertamina Trans Kontinental Bakal Terapkan Ini |
Setelah tiga tahun penguncian mendadak, pengujian massal, karantina panjang, dan pembatasan perjalanan, Tiongkok bulan ini tiba-tiba meninggalkan kebijakan nol-covid-nya. Tetapi gangguan terhadap bisnis terus berlanjut ketika kasus melonjak dan beberapa pembatasan tetap diberlakukan.
"Adaptasi berkelanjutan dari kebijakan covid-19 Tiongkok akan sangat penting, baik untuk memitigasi risiko kesehatan masyarakat maupun untuk meminimalkan gangguan ekonomi lebih lanjut," kata Direktur Perwakilan Bank Dunia untuk Tiongkok, Mongolia, dan Korea Mara Warwick.
"Tekanan yang terus-menerus di sektor real estat –yang menyumbang sekitar seperempat dari PDB tahunan– dapat memiliki dampak ekonomi makro dan keuangan yang lebih luas," kata Bank Dunia.
Ditambahkan bahwa risiko dari cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim dan perlambatan global yang lebih luas juga mengancam pertumbuhan. Perlambatan di Tiongkok terjadi karena ekonomi global terpukul oleh lonjakan suku bunga yang ditujukan untuk memerangi inflasi yang tak terkendali yang dipicu perang Rusia di Ukraina.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News