Hal itu dikatakannya meskipun pihaknya juga mengecam Beijing atas dukungan finansial besar-besaran kepada perusahaan-perusahaan Tiongkok dan dugaan pencurian kekayaan intelektual AS.
"Kami tidak berusaha dengan cara apa pun untuk memisahkan ekonomi kami dari ekonomi Tiongkok,” kata Raimondo dalam pidatonya di Massachusetts Institute of Technology, dilansir Antara, Kamis, 1 Desember 2022.
"Kami ingin mempromosikan perdagangan dan investasi di bidang yang tidak mengancam keamanan nasional atau nilai-nilai hak asasi manusia kami," ujarnya.
Raimondo mencatat Tiongkok adalah pasar ekspor terbesar ketiga AS dan ekspor tersebut secara langsung mendukung 750 ribu pekerjaan di AS.
Baca juga: Ekonomi AS Tumbuh 2,9%, di Atas Ekspektasi! |
Pada konferensi pers di Bucharest, Rumania, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga menegaskan kembali posisi pemerintahnya yang tidak ingin memisahkan ekonomi AS dari Tiongkok. AS juga tidak ingin berkonflik dengan Tiongkok karena persaingan yang kian tajam di bidang militer, ekonomi, teknologi dan bidang lainnya.
Pernyataan para pejabat AS itu disampaikan ketika pemerintahan Presiden AS Joe Biden terus memperketat pembatasan akses Tiongkok ke teknologi mutakhir seperti semikonduktor.
Kendali ekspor AS ke Beijing
Pada Oktober, Departemen Perdagangan AS meluncurkan serangkaian kendali ekspor pada produk cip canggih tertentu yang dapat digunakan oleh Beijing untuk melatih sistem kecerdasan buatan dan menjalankan aplikasi mutakhir di bidang militer dan pengawasan.Raimondo mengatakan selama 50 tahun terakhir, AS berkomitmen pada gagasan keterlibatan ekonomi dengan Tiongkok akan melayani kepentingan Bersama. Terutama, sebagai penyeimbang Uni Soviet dan kemudian sebagai pintu gerbang menuju kemitraan politik dan ekonomi yang lebih erat.
"Tapi sekarang, jelas Tiongkok mengambil jalan yang berbeda," katanya.
Raimondo mengatakan aspek yang mungkin paling mengganggu dari Tiongkok adalah percepatan upayanya untuk menyatukan kebijakan ekonomi dan teknologi dengan ambisi militernya.
"AS bermitra dengan para sekutunya untuk memajukan nilai-nilai bersama dan membentuk lingkungan strategis, termasuk melalui kelompok-kelompok seperti Quad," kata Mendag AS.
Quad adalah kemitraan antara AS dan tiga negara besar lain di kawasan Indo-Pasifik, yakni Jepang, Australia dan India.
Sementara itu, Blinken mengatakan dalam wawancara dengan CNN di Rumania menyatakan tujuan utama dari rencana perjalanannya ke Tiongkok awal tahun depan adalah untuk melanjutkan komunikasi kedua negara setelah pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping baru-baru ini di Bali, Indonesia.
Dua negara ekonomi terbesar di dunia itu tidak hanya diharapkan dapat mengelola hubungan mereka secara bertanggung jawab tetapi juga menjajaki kerja sama di bidang apa pun yang memungkinkan, katanya.
"Terserah Tiongkok untuk memutuskan apakah ingin berpartisipasi dalam kerja sama semacam itu pada hal-hal penting seperti iklim, kesehatan global, dan lingkungan makroekonomi tempat kita semua hidup saat kita mencoba mengatasi covid dan mengejar pemulihan ekonomi," kata Blinken.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News