Ilustrasi, bendera Arab Saudi. Foto : AFP.
Ilustrasi, bendera Arab Saudi. Foto : AFP.

Arab Saudi 'Disemprit' Gara-gara Kurangi Produksi Minyak

Ferdian Ananda • 12 Oktober 2022 11:24
Jakarta: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan akan ada konsekuensi bagi Arab Saudi ketika aliansi OPEC+ yang dipimpin Riyadh bergerak untuk memangkas produksi minyak dan anggota parlemen Demokrat menyerukan pembekuan kerja sama dengan Saudi.
 
Biden menyarankan dia akan segera mengambil tindakan ketika ajudan mengumumkan pemerintah sedang mengevaluasi kembali hubungannya dengan Kerajaan sehubungan dengan pengurangan produksi minyak yang menurut pejabat Gedung Putih akan membantu anggota OPEC+ lainnya, Rusia, membayar pundi-pundinya karena terus berlanjut hampir delapan bulan perang di Ukraina.
 
Senator Demokrat Richard Blumenthal dari Connecticut dan Rep. Ro Khanna dari California memperkenalkan undang-undang yang akan segera menghentikan semua penjualan senjata AS ke Arab Saudi selama satu tahun. Jeda ini juga akan menghentikan penjualan suku cadang dan perbaikan, layanan dukungan dan dukungan logistik.

Tetapi masih harus dilihat seberapa jauh Biden bersedia menunjukkan ketidaksenangannya dengan Saudi, sekutu penting tetapi rumit di Timur Tengah. Biden berjanji untuk mengkalibrasi ulang hubungan AS karena catatan hak asasi manusia Arab Saudi, tetapi kemudian melakukan kunjungan ke kerajaan awal tahun ini.
 
Biden mengatakan dirinya akan berkonsultasi dengan Kongres di masa depan, tetapi berhenti mendukung seruan anggota parlemen Demokrat untuk menghentikan penjualan senjata.
 
"Akan ada beberapa konsekuensi atas apa yang telah mereka lakukan, dengan Rusia. Saya tidak akan membahas apa yang saya pertimbangkan dan apa yang ada dalam pikiran saya. Tapi akan ada, akan ada konsekuensinya," ujar Biden dikutip Rabu, 12 Oktober 2022.
 
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, Biden yakin ini menjadi waktu yang tepat untuk melihat kembali hubungan ini dan memastikan itu melayani kepentingan keamanan nasional AS.
 
Sekretaris Pers Karine Jean-Pierre mengatakan, Gedung Putih tidak memiliki batas waktu untuk peninjauannya dan juga presiden tidak menunjuk seorang penasihat untuk bertindak sebagai orang penting.
 
Sementara itu, para pejabat menggarisbawahi peran sentral yang dimainkan Arab Saudi dalam mengatasi masalah keamanan nasional yang lebih luas di Timur Tengah.
 
Blumenthal dan Khanna meluncurkan undang-undang mereka satu hari setelah Senator Robert Menendez, seorang Demokrat New Jersey, mengatakan tidak dapat diterima OPEC+ telah bergerak untuk memangkas produksi minyak dan secara efektif membantu Moskow dalam perangnya terhadap Ukraina.
 
Menendez berjanji untuk menggunakan posisinya sebagai ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat untuk memblokir penjualan senjata ke Saudi di masa depan. Menendez tidak memperingatkan Gedung Putih sebelum mengumumkan niatnya untuk memblokir penjualan senjata Saudi di masa depan.
 
Baca juga: Harga Minyak Terkoreksi Imbas Prediksi Resesi Ekonomi Global

 
OPEC+, yang mencakup Rusia serta Arab Saudi pekan lalu mengumumkan akan memangkas produksi sebesar dua juta barel per hari, yang akan membantu menopang harga minyak dan memungkinkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk terus membayar invasi delapan bulannya ke Ukraina.
 
Pengurangan produksi juga merugikan upaya yang dipimpin AS untuk membuat perang tidak berkelanjutan secara finansial bagi Rusia, mengancam ekonomi global yang sudah tidak stabil oleh konflik Ukraina, dan berisiko membebani Biden dan Demokrat dengan harga bensin yang baru naik tepat menjelang pemilihan paruh waktu AS.
 
Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan Al Saud membela pemerintahnya atas pengurangan produksi adalah murni ekonomi.
 
Biden dan para pemimpin Eropa telah mendesak lebih banyak produksi minyak untuk menurunkan harga bensin dan menghukum Moskow atas agresinya di Ukraina. Putin telah dituduh menggunakan energi sebagai senjata melawan negara-negara yang menentang invasi Rusia.
 
"Mereka tentu saja menyelaraskan diri dengan Rusia. Ini bukan waktunya untuk bersekutu dengan Rusia," kata Jean-Pierre.
 
Adapun Senator Saudi, Blumenthal mengatakan, "Kami tidak dapat terus menjual teknologi senjata yang sangat sensitif ke negara yang bersekutu dengan musuh teroris yang menjijikkan."
 
Namun, Gedung Putih mencatat bahwa penjualan senjatanya ke Riyadh berfungsi, sebagian, sebagai penyeimbang penting di kawasan itu ke Iran, yang dengan cepat bergerak menuju kekuatan nuklir.
 
"Ada 70 ribu orang Amerika yang tinggal di Arab Saudi sekarang, belum lagi semua pasukan lain yang kami miliki di seluruh wilayah itu," kata Kirby.
 
"Jadi, bukan hanya kepentingan kami bahwa pertahanan rudal di kawasan itu menjadi lebih terintegrasi dan kooperatif. Ini juga untuk kepentingan sekutu dan mitra kami di bagian dunia itu," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan