Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Wall Street Menguat Didorong Data Inflasi AS

Husen Miftahudin • 15 Agustus 2024 08:29
New York: Saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB) setelah data menunjukkan harga konsumen AS naik moderat pada Juli, seperti yang diharapkan, memperkuat taruhan investor Federal Reserve dapat segera mulai memangkas suku bunga.
 
Namun, besaran pemangkasan pertama oleh Fed, yang diharapkan banyak investor akan terjadi pada September, masih diragukan karena pasar mempertimbangkan peluang pemangkasan sebesar 25 atau 50 basis poin.
 
Adapun indeks harga konsumen naik 0,2 persen (mtm) pada bulan lalu setelah turun 0,1 persen (mtm) pada Juni, meskipun inflasi di tempat tinggal, yang mencakup sewa, meningkat pada Juli dibandingkan dengan Juni.

Mengutip Yahoo Finance, Kamis, 15 Agustus 2024, indeks S&P 500 naik 0,38 persen, Dow Jones Industrial Average naik 0,6 persen, dan Nasdaq Composite berakhir tidak berubah. Sementara itu indeks MSCI World Equity naik 0,51 persen, pada level tertinggi dalam 12 hari.
 
Sejalan dengan ekspektasi kebijakan moneter AS akan segera dilonggarkan, patokan imbal hasil Treasury 10 tahun turun menjadi 3,8371 persen dan imbal hasil Treasury dua tahun stabil di 3,9621 persen.
 
Baca juga: Hattrick! IHSG Merekah Lagi
 

Bursa saham Eropa naik 0,5%


Di sisi lain, STOXX 600 Eropa naik 0,5 persen, sementara FTSE 100 London naik 0,6 persen, setelah data menunjukkan inflasi Inggris naik kurang dari yang diharapkan pada Juli.
 
Bank-bank sentral di seluruh dunia secara berturut-turut mulai memangkas suku bunga dalam beberapa bulan terakhir seiring meredanya inflasi.
 
Bank sentral Selandia Baru memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam empat tahun pada Rabu, dan mengisyaratkan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut. Langkah tersebut memicu aksi jual dolar Kiwi, yang turun sekitar satu persen.
 
Pada komoditas, minyak mentah Brent turun 1,0 persen menjadi USD79,9 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,5 persen menjadi USD77,18.
 
Para pedagang mengatakan kekhawatiran konflik dapat menyebar di Timur Tengah dan mengancam produksi di salah satu produsen minyak utama dunia telah sedikit mereda.
 
Diterpa spekulasi mengenai besarnya pemangkasan suku bunga pertama oleh Fed, emas diperdagangkan 0,7 persen lebih rendah pada USD2.447,2 per ons.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan