PetroChina memiliki tujuan untuk membawa emisi karbonnya ke puncaknya sekitar 2025 dan mencapai hampir nol emisi pada 2050, di depan target nasional Tiongkok untuk mencapai puncak karbon pada 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060.
"PetroChina juga berencana untuk meningkatkan produksi gas alam dan bahan bakar jembatan dalam transisi energi, untuk mencapai 55 persen dari total produksi minyak dan gas pada 2025, naik dari saat ini 51,6 persen," kata Ketua PetroChina Dai Houliang, dilansir dari The Business Times, Senin, 4 April 2022.
Perusahaan sebelumnya melaporkan laba bersih 92,17 miliar yuan (19,7 miliar dolar Singapura) untuk 2021, terbesar sejak 2014 dan hampir lima kali lipat dari tingkat tahun lalu, berkat pemulihan ekonomi global yang mengangkat harga dan konsumsi energi.
PetroChina memperkirakan mengurangi belanja modal menjadi 242 miliar yuan tahun ini, 3,6 persen di bawah 2021, dengan pemotongan terutama di sektor penyulingan dan bahan kimia. Sementara itu, perusahaan akan meningkatkan pengeluaran untuk eksplorasi dan produksi sebesar 1,6 persen menjadi 181,2 miliar yuan.
Langkah itu untuk meningkatkan produksi di cekungan domestik utama termasuk Songliao, Ordos, Junggar dan Tarim, serta mencurahkan lebih banyak upaya untuk mengeksplorasi gas serpih dan minyak serpih. Sejumlah penemuan baru membantu mengangkat rasio penggantian cadangan minyak mentah PetroChina ke rekor 221 persen di tahun lalu.
PetroChina menargetkan untuk memproduksi 898,6 juta barel minyak mentah dan 4.625 miliar kaki kubik gas alam tahun ini, naik masing-masing 1,2 persen dan 4,6 persen dari tingkat tahun lalu. Sedangkan bisnis impor gas alamnya mencatat kerugian 7,2 miliar yuan tahun lalu, 6,9 miliar yuan lebih rendah dari 2020.
"Berkat biaya impor yang lebih rendah dan tambahan potongan pajak pemerintah sebesar lima miliar yuan," kata Kepala Keuangan PetroChina Chai Shouping.
Namun, para pejabat menghindari pertanyaan selama panggilan konferensi tentang dampak krisis Ukraina terhadap investasi PetroChina di Rusia, di mana perusahaan tersebut memiliki saham di dua proyek pengembangan gas alam cair di Kutub Utara Rusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News