"Kebijakan moneter tidak hanya memengaruhi nilai mata uang, tetapi ekonomi dan bisnis perusahaan kecil. Faktor-faktor tersebut harus diperhitungkan secara komprehensif," kata Kishida, dilansir dari The Business Times, Kamis, 23 Juni 2022.
Kishida kemudian bertanya kepada Yuichiro Tamaki, yang memimpin oposisi kecil Partai Demokrat untuk Rakyat (DPP), tentang pandangan partainya terhadap kebijakan moneter. Tamaki mengatakan BoJ harus mempertahankan suku bunga ultra-rendah saat ini, dengan alasan pengetatan kebijakan moneter tidak terpikirkan.
Mempertahankan kebijakan ultra longgar diperlukan karena jika tidak akan mendorong tingkat hipotek dan biaya pinjaman perusahaan. "Saya setuju dengan Anda bahwa Jepang seharusnya tidak mengubah kebijakan moneter," kata Kishida setelah mendengarkan komentar Tamaki.
Pasar dipenuhi dengan spekulasi BoJ dapat mengubah kebijakan kontrol kurva imbal hasil (YCC) dan memungkinkan imbal hasil obligasi naik lebih banyak untuk mencegah yen jatuh lebih jauh dan menggembungkan biaya impor bahan bakar dan makanan. Kishida berbicara dalam debat dengan para pemimpin lain dari partai politik menjelang pemilihan majelis tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News