Melansir Xinhua, Selasa, 1 Juni 2021, OECD memproyeksikan ekonomi dunia akan tumbuh 5,8 persen tahun ini dan 4,4 persen tahun depan. Angka ini naik dari perkiraan awal masing-masing 5,6 persen dan empat persen.
"Program vaksinasi yang efektif di banyak negara berarti prospek ekonomi saat ini lebih menjanjikan daripada kapan pun sejak dimulainya pandemi yang menghancurkan ini," kata Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria.
"Tapi bagi jutaan orang di seluruh dunia, mendapatkan suntikan masih merupakan prospek yang jauh. Kami sangat perlu meningkatkan produksi dan pemerataan vaksin," tambahnya.
Laporan OECD menjelaskan, prospek tampaknya cerah untuk perekonomian, tetapi pada pola kecepatan yang berbeda karena perbedaan antara negara mengenai strategi kesehatan masyarakat, kecepatan peluncuran vaksin, dukungan fiskal dan moneter.
OECD merevisi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada 2021 menjadi 6,9 persen, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 6,5 persen.
Mengenai prospek kawasan euro, OECD merevisi perkiraan pertumbuhan 2021 naik menjadi 4,3 persen dari 3,9 persen. Hal tersebut juga memprediksi tren kenaikan yang sama untuk tahun depan sebesar 4,4 persen. Sementara Tiongkok akan melihat Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 8,5 persen pada 2021 dan 5,8 persen pada 2022.
Tetapi di banyak negara pasar berkembang, dengan akses ke vaksin serta ruang lingkup dukungan pemerintah terbatas, pemulihan ekonomi akan sederhana. Bahkan jika perkiraan pertumbuhan berwarna hijau, pemulihan tetap pada tahap kritis.
Kepala ekonom OECD Laurence Boone, merekomendasikan produksi dan distribusi vaksinasi yang lebih cepat secara global dan strategi kesehatan masyarakat yang efektif.
"Kerja sama internasional yang lebih kuat diperlukan untuk menyediakan sumber daya bagi negara-negara berpenghasilan rendah -medis dan keuangan- yang dibutuhkan untuk memvaksinasi penduduk mereka. Perdagangan produk perawatan kesehatan harus diizinkan mengalir tanpa batasan," katanya.
Boone meminta pemerintah untuk menjaga dukungan pendapatan bagi masyarakat dan bisnis sambil menyesuaikannya dengan kekuatan pemulihan ekonomi dan situasi kesehatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News