baca juga: Harga Minyak Turun Setelah Investor Pantau Perdamaian Israel-Hamas |
Harga minyak mentah berjangka Brent naik satu sen menjadi USD81,37 per barel pada 00.02 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun dua sen menjadi USD76,85 per barel.
Kedua benchmark tersebut menetap di posisi terendah multi-bulan pada Kamis, 24 Mei 2024, dengan minyak mentah berjangka brent ditutup pada titik terlemahnya sejak Januari dan minyak mentah berjangka AS mencapai level terendah dalam tiga bulan.
Kendala ekonomi makro yang sedang berlangsung di AS menjaga keseimbangan harga karena investor mencerna risalah pertemuan kebijakan terbaru The Fed pada hari Rabu yang menunjukkan para pengambil kebijakan masih ragu apakah suku bunga saat ini cukup tinggi untuk menjinakkan inflasi yang membandel.
Beberapa pejabat mengatakan mereka bersedia menaikkan biaya pinjaman lagi jika inflasi melonjak. Namun, Ketua Fed Jerome Powell dan pembuat kebijakan lainnya mengatakan mereka merasa kenaikan suku bunga lebih lanjut tidak mungkin terjadi.
Permintaan bensin naik
Sementara itu, penguatan permintaan bensin di AS membantu menstabilkan harga menjelang liburan akhir pekan Memorial Day, yang dianggap sebagai awal musim mengemudi di musim panas di AS.Permintaan bensin di AS mencapai level tertinggi sejak November, Badan Informasi Energi (EIA) mengatakan pada hari Rabu. Hal ini membantu mendukung pasar karena pengemudi di AS menyumbang sekitar sepersepuluh dari permintaan minyak global.
"Hal ini menjadikan musim mengemudi yang akan datang sebagai pilar pemulihan pertumbuhan permintaan global," kata Analis ANZ dalam sebuah catatan, dilansir Channel News Asia, Jumat, 24 Mei 2024.
Semua perhatian kini tertuju pada Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang disebut OPEC+, yang akan bertemu pada 1 Juni untuk membahas apakah akan memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari.
"Pasar juga ragu-ragu dalam mengambil posisi agresif menjelang pertemuan OPEC minggu depan, di mana kebijakan pasokan akan dibahas," ujar analis ANZ.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News