Selain Indonesia Negara Asia Ini Berpotensi Kedatangan Investasi Pabrik Gigafactory Tesla

Tokyo: Tesla semakin memantapkan diri untuk membuka jaringan supply chain baru selain dengan Tiongkok. Produsen mobil asal Amerika Serikat (AS) itu menyatakan akan mulai mencari pabrik baru di benua Asia.
 

baca juga: Indonesia Perang Subsidi Mobil Listrik dengan Korsel, Bisa Pikat Tesla?

Tesla bisa mencari negara baru yang masih memberikan subsidi mobil listrik setelah Pemerintah Tiongkok berencana untuk mencabut subsidi mobil listrik pada 2023. Selain itu, Tesla juga mulai mewaspadai aktivitas bisnisnya ketika ekonomi Tiongkok alami masalah seperti saat lockdown kebijakan zero covid-19 yang cukup berkepanjangan.
 
Kabar ini semakin menyeruak ketika Tesla dikabarkan sedang mencari tempat baru gigafactory di Indonesia. Ini bukan kabar baru karena pada 2022 pejabat indonesia sudah menyatakan ketertarikan Tesla berinvestasi di Indonesia. Namun kabar itu pun belum terealisasi.
 
Dirangkum dari berbagai sumber ini empat destinasi lokasi pabrik Tesla selanjutnya di Benua Asia, dimana Indonesia sebagai negara berkembang masuk menjadi salah satunya.

1. India

India berpotensi menjadi pabrik Tesla di benua Asia lainnya. Pada 2016 CEO Tesla Elon Musk sudah mengutarakan minatnya untuk masuk ke pasar India.

Elon Musk mengatakan bahwa hambatan masuk ke India karena adanya ketentuan bahwa pabrikan mobil asing diwajibkan untuk menggunakan komponen lokal sebanyak 30 persen. Meskipun hal ini dibantah oleh pihak Pemerintah India.
 
Populasi penduduk besar menjadi sinyal kuat India menjadi basis produksi Tesla terbaru. Namun India kerap memiliki konflik dengan negara perbatasan seperti Pakistan dan Tiongkok yang bisa mengganggu iklim investasi.

2. Jepang

Jepang punya faktor pengikat ketertarikan Tesla darii jaringan dekatnya dengan pembuat baterai lithium cell seperti Panasonic.
 
Apalagi baru-baru ini Tesla juga menjalin kerja sama dengan Panasonic. Tesla bisa saja menaruh pabrik di Jepang untuk mendekatkan diri dengan Panasonic meskipun belum ada sinyal dari Elon Musk mengenai hal ini.  
 
Usia penduduk Jepang yang semakin menua bisa menghambat investasi Tesla dalam jangka panjang. Apalagi investasi pabrik Tesla kerap dilakukan di negara yang memiliki populasi penduduk yang besar seperti di Tiongkok dan Jerman.

3. Korsel

Investasi Tesla di Korsel semakin kencang karena negara ginseng itu akan mencabut subsidi bagi mobil listrik impor yang telah dilakukan dari 2018. Kebijakan ini seolah memaksa Tesla untuk berinvestasi di negara gingseng untuk mendapatkan kemudahan subsidi itu.
 
Berdasarkan data dari  Asosiasi Pembuat Mobil Korsel Tesla meraih subsidi sebesar 44,2 miliar won dari total anggaran subsidi sebesar 82,3 miliar won pada enam bulan 2022. Sebagian besar subsidi impor mobil listrik jatuh ke Tesla.
 
Jika Tesla berinvestasi ke Korsel maka mobil Tesla bisa mendapatkan subsidi sebesar 9 juta won atau sekitar Rp117,46  juta untuk pembelian mobil listrik dibawah 85 juta won atau Rp952,62 juta, mengacu ke peraturan Pemerintah Korsel di 2022. 

4. Indonesia

Tesla juga bisa menanamkan investasinya ke Indonesia. Terlebih hal ini karena Pemerintah Indonesia juga akan memberikan subsidi mobil listrik kepada pabrikan mobil listrik yang berinvestasi di indonesia.
 
Pemerintah Indonesia mengatakan subsidi atau pemberian insentif mobil listrik berlaku untuk kendaraan roda empat yang mengusung teknologi battery electric vehicle (BEV) dan hybrid. Untuk kendaraan BEV, besaran insentif Rp80 juta sedangkan untuk mobil hybrid sebesar Rp40 juta.
 
Presiden Joko Widodo dan Menko Luhut pernah bertemu dengan Elon Musk untuk merayu kedatangan investasi Tesla di Indonesia. Namun sampai saat ini hal ini belum terwujud.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di

Google News