Kepala Riset Ekonomi Amerika Latin di Moody's Analytics Alfredo Coutino dikutip dari Xinhua, Senin 21 Desember 2020, menjelaskan kawasan ini menunjukkan kinerja yang lebih baik pada kuartal ketiga 2020 di tengah percepatan konsumsi dan permintaan eksternal di tingkat global.
Permintaan eksternal akan menguat dengan pulihnya perekonomian negara-negara seperti Tiongkok, yang akan mendorong permintaan bahan baku dan manufaktur, khususnya sektor elektronik dan otomotif.
Moody's Analytics memperkirakan kontraksi pada 7,2 persen untuk Produk Domestik Bruto (PDB) kawasan itu pada 2020. Namun ekonominya akan mulai pulih hingga 4,3 persen pada 2021.
Di sisi lain, lanjut Coutino, ekonomi Peru akan tumbuh hingga 9,2 persen, diikuti oleh Chili dengan 6,4 persen, Argentina dengan 4,9 persen, dan Kolombia dengan 4,8 persen, dan dua ekonomi terbesar di kawasan itu, Brasil dan Meksiko, akan mengalami ekspansi sebesar 3,8 persen pada 2021.
Bahkan dengan perkiraan rebound untuk 2021, para ahli memperingatkan Amerika Latin akan membutuhkan dua tahun untuk kembali ke tingkat pra-pandemi.
Pada 16 Desember, Komisi Ekonomi untuk Amerika Latin dan Karibia mengatakan kawasan itu tidak akan segera kembali ke tingkat aktivitas ekonomi sebelum 2019, meskipun trennya meningkat di 2021.
"Prospeknya bukannya tanpa risiko, dan di depan global, gelombang kedua covid-19, seperti yang telah terjadi di beberapa negara, adalah mungkin," katanya, menambahkan bahwa menciptakan suasana yang kondusif untuk bisnis serta memungkinkan reformasi dan kebijakan yang mendukung kesejahteraan publik akan membantu kawasan ini bergerak maju.
Kepala ekonom Amerika Latin di Oxford Economics Marcos Casarin mengatakan kepada Xinhua bahwa iklim bisnis yang paling menguntungkan mungkin akan terbentuk di Meksiko dan Kolombia, mengingat risiko investasi yang rendah serta disiplin fiskal yang ditunjukkan oleh pemerintah meskipun terjadi pandemi.
"Ini akan menjadi tahun yang sangat positif bagi ekonomi global dan untuk negara-negara berkembang secara umum, tetapi di Amerika Latin efeknya akan berbeda," kata Casarin, menambahkan bahwa kampanye vaksinasi massal harus memungkinkan pengaktifan kembali ekonomi.
Casarin menjelaskan bahwa dua faktor yang menguntungkan negara-negara berkembang adalah kemungkinan bahwa dolar AS akan terus melemah hingga tahun depan dan harga minyak internasional akan meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News