Mengutip Antara, Kamis, 2 Desember 2021, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 48 sen atau 0,7 persen menjadi USD66,05 per barel pada pukul 01.40 GMT, setelah merosot 0,9 persen pada Rabu, 1 Desember.
Minyak mentah berjangka Brent juga menguat 48 sen atau 0,7 persen menjadi USD69,35 per barel, setelah melemah 0,5 persen di sesi sebelumnya. Harga minyak naik karena beberapa investor mengantisipasi bahwa OPEC+ akan memutuskan untuk mempertahankan tingkat pasokan saat ini pada Januari.
"Guna meredam kerusakan pada permintaan dari penyebaran Omicron," kata Analis Fujitomi Securities Co Ltd Toshitaka Tazawa.
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, kemungkinan memutuskan pada Kamis apakah akan melepaskan lebih banyak minyak ke pasar seperti yang direncanakan sebelumnya atau menahan pasokan.
Sejak Agustus, grup tersebut telah menambahkan 400 ribu barel per hari (bph) ke pasokan global setiap bulan, karena secara bertahap mengurangi rekor pemotongan yang disepakati pada 2020.
Varian baru
Namun, varian baru telah memperumit proses pengambilan keputusan, dengan beberapa pengamat berspekulasi OPEC+ dapat menghentikan penambahan tersebut pada Januari dalam upaya untuk memperlambat pertumbuhan pasokan.Omicron dengan cepat menjadi varian virus korona yang dominan di Afrika Selatan kurang dari empat minggu setelah pertama kali terdeteksi di sana. Pada Rabu, 1 Desember, Amerika Serikat menjadi negara terbaru yang mengidentifikasi kasus Omicron di dalam perbatasannya.
Harga minyak global telah kehilangan lebih dari USD10 per barel sejak Kamis lalu, 25 November, ketika berita tentang Omicron mengguncang investor. Wakil Menteri Energi AS David Turk mengatakan Pemerintahan Presiden Joe Biden dapat menyesuaikan waktu rencana pelepasan stok minyak mentah strategis jika harga energi global turun secara substansial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News