Bank sentral Tiongkok akan menyiapkan alat kebijakan moneter yang lebih proaktif dan memberikan beberapa panduan dalam penggunaan kebijakan tersebut dari fungsi kuantitatif dan struktur. Hal itu terkait dengan kebijakan moneter dengan mengacu kepada penyesuaian likuiditas di pasar dan kebijakan yang ditargetkan pada kelompok tertentu.
Komite kebijakan moneter juga sudah mengadakan pertemuan, yang dipimpin oleh Gubernur PBoC Yi Gang. Mereka menegaskan tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat khususnya dalam sektor properti, dan melindungi hak para pembeli rumah, serta bekerja untuk memenuhi permintaan di sektor perumahan dengan cara yang lebih baik.
Sejauh ini PBoC mengambil pendekatan yang lebih terkendali terhadap stimulus moneter untuk mendorong permasalahan di pasar properti dan konsumsi yang melambat. Apalagi apabila kedua sektor tersebut mengalami perlambatan lebih lanjut.
"Dengan banyak bank sentral di seluruh dunia mulai menaikkan suku bunga, hal ini mungkin menjadi fenomena unik, karena bank sentral Tiongkok akan terus melonggarkan kebijakan moneter," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, dilansir dari Mediaindonesia.com, Senin, 27 Desember 2021.
Perbedaan kebijakan moneter akan memberikan tekanan terhadap nilai mata uang. Para pembuat kebijakan juga berjanji untuk menjaga likuiditas yang cukup dan membuat pertumbuhan kredit menjadi lebih stabil. PBoC juga akan menjaga rasio leverage makro dan rasio utang terhadap pertumbuhan ekonomi untuk menstabilkan ekonomi yang tengah terjadi saat ini.
Hal ini memberikan evaluasi ulang pada saat Konferensi Kerja Ekonomi Pusat di mana kala itu disampaikan ada tiga potensi yang akan mengguncang perekonomian, yaitu permintaan yang melemah, terhambatnya pasokan, dan ekspektasi pemulihan ekonomi yang melemah.
PBoC sebelumnya telah menurunkan tingkat suku bunga pinjaman ditambah dengan memotong giro wajib minimum pada perbankan untuk mendorong pinjaman yang lebih besar bagi usaha kecil, dengan sebelumnya pertumbuhan kredit terus mengalami perlambatan hampir satu tahun, meski terlihat tanda-tanda penguatan pada November kemarin.
Bank sentral Tiongkok juga mengatakan akan memberikan pelonggaran lebih banyak pada 2022, dan tidak menutup kemungkinan untuk memangkas tingkat suku bunga utama karena properti terus mengalami perlambatan, yang akan mendorong menurunnya pertumbuhan ekonomi pada tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News