Dikutip dari Xinhua, Kamis, 2 November 2023, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, meningkat 0,22 persen menjadi 106,8894 pada akhir perdagangan.
Dewan Kebijakan Federal Reserve AS atau Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 22 tahun terakhir untuk kedua kalinya berturut-turut, meskipun perekonomian AS memiliki ketahanan di tengah suku bunga yang tinggi dan inflasi yang terus-menerus melebihi target The Fed sebesar dua persen.
Pernyataan terbaru The Fed mencatat bahwa dengan perolehan lapangan kerja yang masih kuat dan inflasi yang masih tinggi, bank sentral terus mempertimbangkan sejauh mana penguatan kebijakan tambahan yang mungkin tepat untuk mengembalikan inflasi ke dua persen seiring berjalannya waktu.
Ekonom di ABN Amro mengatakan The Fed telah mencapai akhir dari siklus pengetatannya, dan memperkirakan Juli menjadi kenaikan terakhir dalam siklus tersebut.
"Pembacaan inflasi inti yang tidak terlalu buruk akan memberikan kepercayaan diri kepada FOMC untuk mempertahankan kebijakannya selama beberapa bulan mendatang. Kami terus memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga mulai Maret mendatang," tulis mereka.
| Baca juga: The Fed Tahan Suku Bunga, Ini Alasannya |
Indeks manufaktur ambruk
Di Amerika Serikat juga, indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur tercatat sebesar 46,7 persen pada Oktober atau 2,3 poin persentase lebih rendah dibandingkan 49 persen yang tercatat pada September, menurut Institute for Supply Management pada Rabu.
Pada penutupan perdagangan New York, euro melemah menjadi USD1,0542 dari USD1,0582 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,2132 dari USD1,2150.
Dolar AS dibeli 150,9820 yen Jepang, lebih rendah dari 151,5660 yen Jepang pada sesi sebelumnya.
Dolar AS merosot menjadi 0,9088 franc Swiss dari 0,9092 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3873 dolar Kanada dari 1,3863 dolar Kanada. Dolar AS menguat menjadi 11,2053 krona Swedia dari 11,1587 krona Swedia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
