Ketua The Fed Jerome Powell. FOTO: Xinhua/Liu Jie
Ketua The Fed Jerome Powell. FOTO: Xinhua/Liu Jie

The Fed Tahan Suku Bunga, Ini Alasannya

Husen Miftahudin • 02 November 2023 08:23
Washington: Bank Sentral AS (Federal Reserve) pada Rabu mempertahankan suku bunga pada kisaran 5,25 persen sampai 5,5 persen. Meskipun tak berubah, namun level tersebut merupakan level tertinggi dalam 22 tahun terakhir.
 
Dikutip dari Xinhua, Kamis, 2 November 2023, Dewan Kebijakan Federal Reserve AS atau Federal Open Market Committee (FOMC) menyampaikan keputusan tersebut karena imbal hasil (yield) obligasi Treasury AS jangka panjang melonjak dalam beberapa bulan terakhir.
 
"Indikator-indikator terbaru menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi berkembang dengan kecepatan yang kuat pada kuartal ketiga. Peningkatan lapangan kerja telah melambat sejak awal tahun ini namun tetap kuat, dan tingkat pengangguran tetap rendah. Inflasi tetap tinggi," ungkap FOMC dalam sebuah pernyataan setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari, dikutip dari Xinhua, Kamis, 2 November 2023.

Keputusan tersebut diambil ketika imbal hasil Treasury 10-tahun meningkat dengan cepat, hampir satu poin persentase, sejak pejabat Fed terakhir kali menaikkan suku bunga pada Juli, dan baru-baru ini mencapai lima persen untuk pertama kalinya sejak 2007.
 
Dalam pidatonya baru-baru ini di New York, Ketua Fed Jerome Powell menyatakan melonjaknya imbal hasil Treasury jangka panjang dan lonjakan biaya pinjaman baru-baru ini pada tingkat tertentu dapat menggantikan kenaikan suku bunga Fed lebih lanjut.
 
Sejak tahun ini, The Fed telah memperlambat langkah pengetatan, seiring dengan menurunnya inflasi dari puncaknya pada 2022. The Fed menghentikan kenaikan suku bunga pada Juni, dan kemudian menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Juli. Pada pertemuan September, The Fed kembali mempertahankan suku bunga acuan tetap stabil.
 
Baca juga: Semakin Perkasa, Jelang Keputusan The Fed Jadi Vitamin Buat Dolar AS
 

Sikap kebijakan bersifat restriktif


Dengan keputusan terbaru ini, para pejabat Fed kini telah melewatkan kenaikan suku bunga selama dua pertemuan berturut-turut untuk pertama kalinya sejak mereka mulai menaikkan suku bunga dari mendekati nol pada Maret 2022 dalam siklus pengetatan moneter yang agresif.
 
"Sejak awal tahun lalu FOMC telah memperketat kebijakan suku bunga hingga 5,25 poin persentase dan mengurangi kepemilikan sekuritas dengan cepat," kata Powell kepada wartawan pada konferensi pers Rabu sore.
 
"Sikap kebijakan bersifat restriktif, artinya kebijakan ketat memberikan tekanan pada aktivitas ekonomi dan inflasi, dan dampak inflasi secara penuh belum terasa," lanjut Ketua Fed.
 
Memperhatikan inflasi telah melambat sejak pertengahan tahun lalu dan pembacaan selama musim panas cukup 'menguntungkan', namun Powell mengatakan data yang baik dalam beberapa bulan hanya permulaan dari apa yang diperlukan untuk membangun keyakinan inflasi sedang bergerak. "Turun secara berkelanjutan menuju tujuan kami," tegas dia.
 
Adapun total harga pengeluaran konsumsi pribadi atau personal consumption expenditures price index (PCE) naik 3,4 persen selama 12 bulan yang berakhir pada September, dan tidak termasuk kategori makanan dan energi yang bergejolak. Sementara harga PCE inti naik 3,7 persen, yang keduanya jauh di atas target jangka panjang The Fed sebesar dua persen.
 
"Proses untuk menurunkan inflasi secara berkelanjutan hingga dua persen masih memerlukan perjalanan yang panjang, dan data terbaru menunjukkan ketahanan pertumbuhan ekonomi dan permintaan tenaga kerja tetap membuka pintu bagi kenaikan inflasi berikutnya," kata Powell.
 
Bank sentral juga memperhatikan peningkatan imbal hasil jangka panjang yang berkontribusi pada pengetatan kondisi keuangan yang lebih luas sejak musim panas, kata ketua Fed.
 
"Perubahan yang terus-menerus dalam kondisi keuangan yang lebih luas dapat berdampak pada jalur kebijakan moneter," jelas Powell.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan