Kepala Misi Dana Moneter Internasional (IMF) untuk Kerajaan Arab Saudi Amine Mati menyatakan dampak kenaikan harga minyak terhadap anggaran dan posisi eksternal Arab Saudi adalah positif.
baca juga: Harga Minyak Dunia Masih Aja Loyo, Aksi OPEC Gak Ngaruh? |
Harga patokan global brent berada di atas USD85 per barel pada April, menyusul keputusan tak terduga oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memangkas produksi harian lebih dari satu juta barel mulai bulan depan.
IMF mengantisipasi pertumbuhan ekonomi Saudi akan melambat menjadi 3,1 persen tahun ini dari hampir sembilan persen pada 2022. Ini merupakan salah satu revisi positif terbesar IMF dalam perkiraan global terbarunya.
Sementara tingkat pertumbuhan ekonomi Arab Saudi mungkin menderita dari produksi minyak mentah yang lebih rendah, pemotongan tidak akan mempengaruhi ekspansi non-minyaknya.
"Setidaknya dalam jangka pendek, kita tidak melihat ada gangguan pola belanja di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Pada ekonomi secara keseluruhan, kami melihat beberapa investasi di sektor swasta mendorong pertumbuhan," tambahnya, dikutip dari Arab News, Kamis, 20 April 2023.
Pengeluaran terkendali
Mati menjelaskan pengeluaran pemerintah pusat Kerajaan Arab Saudi sekarang lebih terkendali dari sebelumnya dan diperkirakan akan berkurang ke depan. Hal ini membuat harga minyak yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan pembukuan jauh lebih rendah dari sebelumnya."Ada banyak operasi yang terjadi di pemerintah pusat, seperti PIF, bank sentral, dan entitas lainnya," katanya.
Berdiri sebagai pengekspor minyak terbesar di dunia, Arab Saudi menghasilkan pendapatan sekitar USD326 miliar tahun lalu.
"Anda juga memiliki cukup banyak ruang pada pendapatan nonminyak yang dapat dilakukan pemerintah. Mereka juga memikirkan reformasi pada strategi pendapatan. Sehingga bisa membantu mengimbangi sebagian penurunan harga minyak," tambahnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News