Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Foto: AFP/Saul Loeb.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Foto: AFP/Saul Loeb.

Stimulus Jumbo AS Picu Rebound Ekonomi

Ade Hapsari Lestarini • 22 Maret 2021 07:51
Washington: Stimulus jumbo USD1,9 triliun yang ditandatangani Presiden AS Joe Biden menjadi undang-undang baru-baru ini diperkirakan akan memicu pemulihan ekonomi Amerika yang kuat. Namun demikian, para ekonomi mengatakan akibat dari stimulus ini diperkirakan akan terjadi beberapa inflasi.
 
Pemberian stimulus ini terjadi setahun setelah ekonomi AS turun drastis dan mengalami resesi terdalam sejak Perang Dunia II. Penurunan ekonomi ini setelah pemerintah negara bagian menutup bisnis dalam sebuah langkah yang membuat jutaan orang Amerika menganggur, setelah pandemi covid-19 melanda Amerika Serikat.
 
Tetapi ketika negara-negara bagian AS mulai terbuka, distribusi vaksin semakin cepat, dan stimulus berhasil menembus ekonomi, para ekonom memperkirakan lonjakan pertumbuhan ekonomi.

"Semua ini akan membentuk kekuatan yang mengangkat pertumbuhan PDB riil ke tingkat tercepat sejak awal 1980-an," kata Kepala Ekonom AS di Oxford Economics AS Gregory Daco, kepada Xinhua, Senin, 22 Maret 2021.
 
Kantor Anggaran Kongres (CBO) bulan lalu memperkirakan ekonomi yang lebih kuat daripada Juli 2020. Perkiraan ini sebagian besar karena penurunan tidak separah yang diharapkan dan karena tahap pertama pemulihan berlangsung lebih cepat dan lebih kuat dari itu.
 
Desmond Lachman, rekan di American Enterprise Institute dan mantan pejabat di Dana Moneter Internasional, mengatakan kepada Xinhua bahwa stimulus anggaran yang sangat besar pasti akan meningkatkan ekonomi AS di sisa tahun ini.
 
"Permintaan yang terpendam itu diharapkan akan dirilis setelah sebagian besar masyarakat Amerika divaksinasi," kata Lachman.
 
Sektor pariwisata, khususnya, diperkirakan akan mengalami lonjakan. "Dengan ekonomi yang kuat dan dengan sebagian besar penduduk Amerika diperkirakan akan divaksinasi pada pertengahan tahun, ada alasan kuat untuk berpikir bahwa akan ada pemulihan yang kuat di sektor pariwisata pada paruh kedua tahun ini," kata Lachman.
 
Daco mengatakan konsumsi rumah tangga akan mendorong pemulihan. Sementara keluarga berpenghasilan rendah akan mendapat manfaat dari stimulus, termasuk cek, tunjangan pengangguran, dan kredit pajak berpenghasilan rendah.
 
"Keluarga berpenghasilan tinggi akan dapat menghabiskan aliran pendapatan tetap mereka dan beberapa dari akumulasi USD1,8 triliun (dolar AS) dalam tabungan berlebih," kata Daco, merujuk pada tabungan besar-besaran yang telah dikumpulkan orang Amerika selama setahun terakhir.
 
Namun, banyak ekonom khawatir bahwa lonjakan ekonomi yang akan datang dapat menyebabkan inflasi. Federal Reserve AS pada Rabu menaikkan perkiraannya untuk produk domestik bruto 2021 lebih dari 50 persen dari perkiraan Desember sambil mempertahankan suku bunga stabil.
 
Menurut Komite Pasar Terbuka Federal, kelompok pembuat kebijakan moneter bank sentral, PDB negara diharapkan meningkat 6,5 persen pada 2021 sebelum mendingin di tahun-tahun berikutnya. Itu jauh lebih tinggi dari perkiraan 4,2 persen yang dibuat di Desember.
 
Ekspektasi inflasi inti bergerak lebih tinggi. Panitia mengharapkan kenaikan 2,2 persen inflasi tahun ini, yang diperkirakan turun menjadi dua persen pada 2022.
 
Beberapa minggu terakhir dunia telah menyaksikan perdebatan inflasi AS berkisar dari satu ekstrim ke ekstrim lainnya. Dengan satu sisi memprediksi inflasi yang tak terkendali dan yang lainnya langsung mengabaikan kemungkinan inflasi.
 
Sementara itu, data terbaru menunjukkan bahwa orang Amerika berpenghasilan tinggi akan terus menabung uang mereka pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal itu dapat merugikan pemulihan yang akan bergantung pada pengeluaran konsumen.
 
Survei Pew Research baru-baru ini menemukan bahwa orang Amerika, terutama yang berpenghasilan lebih tinggi, telah mengurangi pengeluaran mereka selama setahun terakhir. Survei itu melaporkan 32 persen orang dewasa berpenghasilan tinggi mengatakan mereka sekarang menabung lebih banyak daripada sejak pandemi dan penguncian.
 
Adapun stimulus besar-besaran Biden telah dikritik oleh sejumlah Republikan, serta oleh banyak orang Amerika biasa. Sementara dana masuk ke bisnis yang terkena lockdown dan pandemi, miliaran dolar AS masuk ke area yang tidak ada hubungannya dengan covis-19 atau ekonomi.
 
Orang Amerika -terutama mereka yang berada di kelas menengah, karena orang kaya seringkali dapat menghindari pajak- khawatir bahwa mereka harus membayar tagihan untuk stimulus yang mereka ledakkan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan