Ilustrasi. FOTO: AFP/PAUL J RICHARDS
Ilustrasi. FOTO: AFP/PAUL J RICHARDS

Dolar AS Menyusut Usai Inggris-UE Sepakati Perdagangan

Antara • 25 Desember 2020 10:02
New York: Kurs dolar Amerika Serikat (USD) menyusut pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB), saat poundsterling menguat dalam sesi tipis jelang liburan Natal. Inggris dan Uni Eropa akhirnya mencapai kesepakatan perdagangan pasca-Brexit.
 
Kesepakatan yang dicapai itu meningkatkan harapan bagi Inggris untuk dapat menghindari pergolakan ekonomi ketika meninggalkan blok itu di akhir tahun. Pasar keuangan tutup pada Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), untuk hari Natal.
 
Inggris pada Kamis waktu setempat mencapai kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa, tujuh hari sebelum keluar dari salah satu blok perdagangan terbesar di dunia dalam pergeseran global paling signifikan sejak hilangnya kekaisaran.

Poundsterling mengurangi keuntungan setelah pengumuman perdagangan Brexit, sementara dolar menelusuri kembali sebagian dari kerugiannya, karena investor telah memperhitungkan kesepakatan tersebut dan telah mengambil untung.
 
"Jika kita menganalisa berita utama ucapan selamat yang mengalir keluar, kita merasa pedagang sterling/dolar telah 'membeli-rumor' dan sekarang hanya 'menjual fakta' mengingat tidak adanya kejutan positif baru yang diumumkan sejauh ini. Mereka mendapatkan apa yang mereka perkirakan," kata Kepala Strategi Valas Exchange Bank of Canada Erik Bregar, seperti dikutip dari Antara, Jumat, 25 Desember 2020.
 
Sore hari, indeks dolar menguat tipis menjadi 90,33. Pada minggu ini, indeks dolar naik 0,4 persen, cukup untuk membukukan kenaikan mingguan tertinggi sejak pertengahan November. Namun, sejauh tahun ini, dolar telah jatuh 6,4 persen, kinerja tahunan terburuk sejak 2017.
 
Poundsterling naik setinggi USD1,3620 dan terakhir menguat 0,3 persen pada USD1,3544 dengan potensi untuk naik ke tertinggi 2,5 tahun di atas USD1,3625. Poundsterling juga naik ke puncak tiga minggu terhadap euro di 89,54 pence. Euro terakhir turun 0,4 persen terhadap sterling pada 89,95 pence.
 
"Dari apa yang kita ketahui selama ini, (kesepakatan perdagangan) ini hanya cukup untuk menghindari skenario penurunan tajam tiba-tiba dan menjaga barang-barang dari antrian di perbatasan, tetapi ini bukan kesepakatan perdagangan yang luas yang mencakup jasa,” kata Kepala Valas Global dan Ahli Strategi Harga Nordea Andreas Steno Larsen, di Kopenhagen,
 
"Jadi ini adalah skenario yang baik untuk Inggris tetapi mungkin tidak lebih dari itu, itulah mengapa sterling tidak benar-benar merayakan kesepakatan," tambahnya.
 
Pasar mata uang juga tampaknya telah mengabaikan kritik Presiden Donald Trump terhadap paket bantuan fiskal yang sebelumnya disetujui di Kongres, yang dapat membuat RUU tersebut dalam ketidakpastian.
 
Partai Republik dan Demokrat di DPR AS pada Kamis waktu setempat memblokir upaya untuk mengubah paket bantuan virus korona dan pengeluaran pemerintah senilai USD2,3 triliun, membuat statusnya diragukan setelah Trump menuntut perubahan ekstensif pada undang-undang tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan