Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva. FOTO: AFP
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva. FOTO: AFP

IMF dan Bank Dunia Peringatkan Invasi Rusia Berdampak terhadap Pemulihan Ekonomi Global

Angga Bratadharma • 06 Maret 2022 09:04
Washington: Para pemimpin Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) mengisyaratkan mereka siap membantu Ukraina, sambil memperingatkan invasi Rusia akan berdampak pada pemulihan ekonomi global.
 
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengaku sangat prihatin tentang dampak pertempuran terhadap rakyat Ukraina, dan memperingatkan dalam sebuah tweet, konflik itu menambah risiko ekonomi yang signifikan bagi kawasan dan dunia.
 
"Dana Moneter Internasional terus menilai dampak ekonomi, tetapi akan siap untuk mendukung anggota kami sesuai kebutuhan," katanya, dilansir dari Channel News Asia, Minggu, 6 Maret 2022.

Pemberi pinjaman krisis yang berbasis di Washington sedang dalam proses penggelaran USD2,2 miliar bantuan ke Ukraina di bawah program pinjaman yang akan berakhir pada Juni. Georgieva mengatakan dana tersebut dapat memberikan bantuan kepada negara-negara lain yang terkena dampak dampak konflik, jika diperlukan.
 
Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan dalam sebuah pernyataan serangan yang dilakukan terbilang mengerikan dengan kekerasan yang mengejutkan dan berimbas terhadap hilangnya nyawa. Dirinya memperingatkan perkembangan yang menghancurkan di Ukraina akan memiliki dampak ekonomi dan sosial yang luas.
 
"Kami siap memberikan dukungan segera ke Ukraina dan sedang mempersiapkan opsi untuk dukungan tersebut, termasuk pembiayaan cepat," kata Malpass.
 
Dirinya menambahkan Bank Dunia dan IMF sedang berkoordinasi untuk memantau dampak agresi Rusia. Konflik bola salju telah mengirim harga minyak melonjak ke level tertinggi sejak 2014, menambah tekanan inflasi global yang mengkhawatirkan.

Memangkas perkiraan PDB dunia

Pada Januari, IMF memangkas perkiraan PDB dunia untuk 2022 menjadi 4,4 persen, setengah poin lebih rendah dari perkiraan sebelumnya pada Oktober, karena hambatan yang disebabkan oleh wabah virus korona terbaru.
 
Sedangkan Presiden AS Joe Biden mengumumkan sanksi baru yang keras terhadap Moskow, termasuk pembekuan aset bank-bank besar dan pemotongan ekspor teknologi tinggi ke negara itu, berkoordinasi dengan Eropa. Namun, para analis mencatat bahwa Moskow telah bersiap selama bertahun-tahun untuk menahan sanksi semacam itu.
 
Akan tetapi, Rusia sudah membangun peti perang uang tunai dan emas, dan memiliki utang yang sangat rendah. "Ini bukan kebetulan. Saya pikir itu bagian dari apa yang kami sebut strategi benteng Rusia," pungkas Elina Ribakova dari Institute of International Finance, sebuah asosiasi perbankan global.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan