Mengutip Antara, Jumat, 11 Februari 2022, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April turun tipis 14 sen atau 0,2 persen menjadi USD91,41 per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 22 sen atau 0,3 persen, menjadi USD89,88 per barel, setelah naik lebih dari USD2 di awal sesi.
"Laporan inflasi panas mengirim dolar lebih tinggi, yang secara tentatif menyeret turun komoditas, termasuk harga minyak," kata analis pasar senior di Oanda Edward Moya.
Setelah data inflasi AS mencapai titik terpanas dalam 40 tahun, Presiden Bank Federal Reserve St. Louis James Bullard menginginkan kenaikan suku bunga dengan persentase penuh pada 1 Juli. Suku bunga berjangka menunjukkan peluang 60 persen dari kenaikan 50 basis poin sehingga membuat pasar saham AS jatuh.
Awal pekan ini, patokan minyak mentah mencapai tertinggi tujuh tahun di tengah kekhawatiran politik, dan pulihnya permintaan. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan permintaan minyak dunia mungkin meningkat lebih tajam tahun ini karena ekonomi global mencatat pemulihan yang kuat.
Secara keseluruhan, tipisnya pasokan minyak mentah, penyimpanan rendah dan produksi global yang mendekati maksimum mendorong kenaikan harga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News