baca juga: Wall Street Menguat, S&P 500 Cetak Rekor Baru |
Indeks S&P500 naik 0,53 persen dengan berada pada level 4.894. Indeks Nasdaq naik 0,18 persen dengan berada pada level 15.510. Kemudian Indeks DJIA naik 0,64 persen dengan berada pada level 38.049.
Saham-saham yang naik adalah American Airlines, United Rentals, IBM serta Netflix Inc. Kemudian saham-saham yang melemah adalah Boeing co, Tesla Inc, PayPal Holdings dan McDonald.
Dari lebih dari 16 persen perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan keuangan triwulanan sejauh ini pada musim pendapatan, lebih dari 71 persen telah melampaui ekspektasi Wall Street.
“Pasar sangat bullish,” kata pendiri Blue Chip Daily Trend Report Larry Tentarelli dikutip dari CNBC International, Jumat, 26 Januari 2024.
Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun yang menjadi acuan turun hampir 5 basis poin menjadi 4,13 persen. Sedangkan imbal hasil obligasi Treasury 2 tahun turun lebih dari 6 basis poin menjadi 4,314 persen. Imbal hasil bergerak berbanding terbalik dengan harga dan basis poin sama dengan 0,01 persen.
PDB AS yang mengukur semua barang dan jasa, meningkat pada tingkat tahunan sebesar 3,3 persen pada kuartal keempat tahun 2023. Angka tersebut naik dibandingkan dengan perkiraan konsensus Wall Street yang memperkirakan kenaikan sebesar 2 persen.
Di sisi inflasi, harga inti untuk pengeluaran konsumsi pribadi, yang merupakan ukuran The Fed, naik 2 persen pada periode tersebut, sedangkan tingkat headline sebesar 1,7 persen.
Secara tahunan, indeks harga PCE naik 2,7 persen, turun dari 5,9 persen tahun lalu, sementara angka inti tidak termasuk makanan dan energi mencatat kenaikan tahunan sebesar 3,2 persen dibandingkan dengan 5,1 persen.
Fokus ke suku bunga
Fokus pada suku bunga kemungkinan akan meningkat pada minggu mendatang. Bank of Canada mengumumkan keputusan kebijakan ini pada Rabu. Kemudian diikuti oleh Bank Sentral Eropa pada hari Kamis serta The Fed pada Januari.Kepala Ekonomi Global Deutsche Bank Jim Reid mengatakan pemotongan suku bunga The Fed sebesar 137bps kini sudah diperkirakan pada pertemuan Desember.
"Jadi diperkirakan masih ada jumlah pemotongan yang cukup besar pada tahun ini, terutama dalam skenario non-resesi, namun merupakan perubahan penting sejak puncak intraday pada 12 Januari, ketika pemotongan sebesar 170bps sudah diperkirakan pada 2024.” tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News