Mengutip Channel News Asia, Selasa, 14 Desember 2021, Tiongkok juga akan bergerak menuju pembatasan emisi karbon dioksida dari penggunaan energi secara keseluruhan untuk memenuhi tujuan lingkungannya, daripada menetapkan target konsumsi energi.
Tiongkok, konsumen batu bara dan penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia, telah menetapkan target nasional dan regional yang ketat untuk konsumsi energi total dan intensitas energi -jumlah energi yang dikonsumsi per unit pertumbuhan ekonomi.
Tetapi beberapa provinsi yang mengkonsumsi energi tinggi telah berjuang untuk memenuhi target mereka, dan pembatasan baru yang diberlakukan akhir tahun lalu menyebabkan pemadaman listrik yang meluas dan mengganggu sehingga memutus pasokan ke industri dan penduduk.
Tugas ekonomi Tiongkok pada 2022 akan memprioritaskan stabilitas, sementara semua wilayah dan departemen harus memikul tanggung jawab untuk menstabilkan ekonomi makro. Untuk membantu menjamin pasokan energi, kapasitas terbarukan yang baru ditambahkan dan energi bahan baku sekarang akan dibebaskan dari batasan konsumsi energi.
Dokumen itu tidak merinci apa yang akan dimasukkan dalam energi bahan baku, tetapi analisis dari CITIC Futures mengatakan langkah itu dapat menandakan pelonggaran pembatasan pada industri berat seperti bahan kimia batu bara dan petrokimia.
"Pendekatan baru mencerminkan pemikiran ulang dalam kampanye Tiongkok untuk mengekang emisi karbon selama beberapa bulan terakhir," kata Ekonom Nomura Ting Lu dan Jing Wang dalam catatannya.
Mengurangi emisi
Pada awal Agustus, badan pembuat keputusan utama Tiongkok mengatakan akan menghentikan upaya gaya kampanye untuk mengurangi emisi oleh otoritas lokal dan berjanji memenuhi target karbon dan netralitas karbon puncaknya dengan cara yang tertib.Dokumen kebijakan baru mengatakan Tiongkok bertujuan untuk melakuka transisi sesegera mungkin dari target konsumsi energi ke kontrol ganda dari total emisi karbon dan intensitas karbon.
"Ini menghidupkan kembali harapan bahwa Tiongkok akan menetapkan target pada batas emisi karbon total, meskipun tidak ada kerangka waktu," pungkas Penasihat Iklim Senior Greenpeace Li Shuo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News