Mengutip Channel News Asia, Jumat, 16 Juli 2021, analisis tersebut melihat penyebaran varian delta virus versus kecepatan vaksinasi, yang di beberapa negara tidak cukup mempercepat untuk mengimbangi tingkat penularan yang lebih tinggi. Sejauh ini, negara-negara di dunia terus berupaya memerangi varian baru yang disebut lebih cepat menular dan lebih berbahaya.
Bahkan jika varian delta terbukti menghasilkan tingkat rawat inap dan kematian yang lebih rendah, kata laporan JPMorgan, tekanan pada sistem perawatan kesehatan dan jumlah kematian yang lebih tinggi dapat terjadi. Kemungkinan kondisi itu meningkatkan tekanan pada beberapa pemerintah untuk memperpanjang atau memberlakukan kembali pembatasan mobilitas.
Catatan terpisah dari Oxford Economics menunjukkan aktivitas ekonomi yang kuat rebound di Amerika Latin didukung oleh keuntungan dalam mobilitas. Analisis JPMorgan mengatakan ambang batas vaksinasi untuk mengembalikan mobilitas normal berbeda-beda di setiap negara, sehingga hasilnya paling baik diambil sebagai kinerja relatif dari satu negara ke negara lain.
"Perkiraan model menunjukkan bahwa Filipina, Peru, Afrika Selatan, Thailand, dan Kolombia menghadapi perjalanan terpanjang kembali ke tingkat mobilitas pra-pandemi, sementara Singapura, Turki, India, dan Brasil memiliki perjalanan terpendek," kata JPMorgan.
Lebih lanjut di Amerika Latin, JPMorgan menambahkan, pihak berwenang cenderung tidak memberlakukan kembali atau memperpanjang pembatasan mobilitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News