Ilustrasi. AFP PHOTO/GREG BAKER
Ilustrasi. AFP PHOTO/GREG BAKER

Pasokan Batu Bara Terhambat, Krisis Listrik Tiongkok Berpotensi Kian Memburuk

Angga Bratadharma • 19 Oktober 2021 09:01
Beijing: Krisis listrik di Tiongkok berpotensi kian memburuk karena harga batu bara naik ke rekor pada Senin waktu setempat. Kondisi itu menyusul data yang menunjukkan pasokan bahan bakar turun pada September dan menambah kekhawatiran bahwa produksi domestik mungkin tidak dapat memenuhi permintaan pembangkit listrik yang melonjak.
 
Kekurangan batu bara domestik telah mendorong harga bahan bakar untuk pembangkit listrik Tiongkok lebih tinggi, menyebabkan perusahaan yang tidak menguntungkan menjatah daya untuk pengguna industri. Hal itu telah memaksa beberapa pabrik di ekonomi terbesar dunia itu menangguhkan produksi dan mengganggu rantai pasokan global.
 
Tiongkok, juga konsumen energi terbesar di dunia, telah memberlakukan langkah-langkah untuk meningkatkan produksi batu bara, yang menjadi bahan bakar hampir 60 persen pembangkit listriknya. Tetapi data pemerintah menunjukkan langkah-langkah itu akan memakan waktu bahkan ketika permintaan listrik melonjak untuk memenuhi kebutuhan industri covid-19.

"Produksi batu bara di Tiongkok adalah 334,1 juta ton bulan lalu, turun dari 335,24 juta ton pada Agustus dan 0,9 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya," ungkap data Biro Statistik Nasional (NBS) Tiongkok, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 19 Oktober 2021.
 
Produksi September rata-rata 11,14 juta ton per hari, menurut perhitungan berdasarkan data. Administrasi Energi Nasional (NEA) pekan lalu mengatakan produksi harian saat ini telah naik menjadi lebih dari 11,2 juta ton, menggarisbawahi lambatnya membawa pasokan yang berarti ke pasar.
 
"Pemerintah Tiongkok kalah dalam pertempuran untuk mengendalikan kenaikan harga batu bara," kata Kepala Asia Pacific Power and Renewables Research Wood Mackenzie Alex Whitworth.
 
"Meskipun ada upaya untuk meningkatkan pasokan batu bara, produksi turun pada September karena tantangan cuaca, keselamatan, dan logistik. Tiongkok juga tidak berhasil mengekang permintaan listrik yang melonjak," tambahnya.
 
NEA juga melaporkan konsumsi listrik September naik 6,8 persen dari tahun sebelumnya dan naik 12,9 persen untuk sembilan bulan pertama tahun ini. Ketidaksesuaian penawaran dan permintaan membantu mendorong batu bara berjangka Tiongkok ke rekor lain pada Senin.
 
Batu bara untuk pengiriman Januari, kontrak yang paling aktif diperdagangkan di Zhengzhou Commodity Exchange, naik dengan batas atas perdagangan 11 persen pada Senin menjadi 1.829 yuan (USD284,15) per ton, menandakan keyakinan akan krisis pasokan batu bara yang terus-menerus.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan