Ilustrasi. Foto: AFP/David Gray.
Ilustrasi. Foto: AFP/David Gray.

Berkilau! Harga Emas Dunia Ditopang Pelemahan Dolar AS

Ade Hapsari Lestarini • 26 Agustus 2022 06:54
Chicago: Harga emas dunia berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange naik pada perdagangan Kamis waktu setempat. Hal ini karena dolar AS melemah.
 
Melansir Xinhua, Jumat, 26 Agustus 2022, harga kontrak emas teraktif untuk pengiriman Desember naik USD9,9 atau 0,56 persen menjadi USD1.771,4 per ounce.
 
Data ekonomi yang dirilis pada Kamis beragam. Departemen Perdagangan AS melaporkan produk domestik bruto (PDB) riil AS turun pada tingkat tahunan sebesar 0,6 persen pada kuartal kedua 2022, menyusul penurunan 1,6 persen pada kuartal pertama.
 
Baca juga: Menunggu Pidato Bos The Fed, Dolar AS Tergelincir!

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim pengangguran awal AS turun 2.000 menjadi 243 ribu dalam pekan yang berakhir 20 Agustus.

Sementara itu, harga perak untuk pengiriman September naik 21,3 sen atau 1,13 persen menjadi USD19,12 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik USD7,1 atau 0,82 persen menjadi USD873,9 per ounce.
 
Adapun indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,19 persen menjadi 108,4670.
 
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 0,9973 dolar AS dari 0,9965 dolar di sesi sebelumnya. Poundsterling Inggris naik menjadi 1,1828 dolar AS dari 1,1788 dolar di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,6978 dolar AS dari 0,6906 dolar AS.
 
Dolar AS dibeli 136,46 yen Jepang, lebih rendah dari 137,09 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9635 franc Swiss dari 0,9670 franc Swiss, dan turun menjadi 1,2937 dolar Kanada dari 1,2976 dolar Kanada.
 
Ketua Fed Jerome Powell diperkirakan akan berbicara pada Jumat di simposium Jackson Hole bank sentral. Pedagang akan memperhatikannya untuk mencari petunjuk tentang jalur suku bunga Fed di masa depan.
 
"Kami pikir prospek masih terlalu tidak pasti bagi The Fed untuk mengambil kebijakan, karena tren yang menggembirakan baru-baru ini dalam data mungkin tidak dapat dipertahankan dalam jangka menengah," ujar Kepala Investasi di UBS Global Wealth Management Mark Haefele, dalam sebuah analisis.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan