"Kami sedang melihat itu. Faktanya, Presiden telah meminta kami untuk menganalisis. Jadi kami sedang melakukan untuknya dan dia harus membuat keputusan itu," kata Raimondo, dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 10 Juni 2022.
"Ada produk lain -barang-barang rumah tangga, sepeda, dan lain sebagainya- dan mungkin masuk akal untuk mempertimbangkan kenaikan tarif pada barang-barang itu," tambahnya.
Ia menambahkan pemerintah sudah memutuskan untuk mempertahankan beberapa tarif pada baja dan aluminium guna melindungi pekerja AS dan pekerja industri baja. Sedangkan Biden sedang mempertimbangkan menghapus beberapa tarif yang dikenakan pada barang-barang Tiongkok senilai ratusan miliar dolar oleh pendahulunya pada 2018 dan 2019.
Sementara Tiongkok telah berargumen pengurangan tarif akan memangkas biaya bagi konsumen Amerika. Sedangkan Raimondo mengaku merasa kekurangan cip semikonduktor yang sedang berlangsung kemungkinan dapat berlanjut hingga 2024.
"Ada satu solusi (kekurangan cip semikonduktor). Kongres perlu bertindak dan mengesahkan RUU Cip. Saya tidak tahu mengapa mereka menunda," tukasnya.
Undang-undang tersebut bertujuan untuk meningkatkan manufaktur semikonduktor AS guna memberi Amerika Serikat lebih banyak pukulan kompetitif terhadap Tiongkok. Raimondo tidak setuju dengan karakterisasi bahwa Rencana Penyelamatan Amerika senilai USD1,9 triliun Biden telah berkontribusi pada inflasi tinggi saat ini.
Kongres meloloskan paket bantuan covid-19 setahun yang lalu sebelum ditandatangani menjadi undang-undang, menandai pencapaian tanda tangan tahun pertama Biden menjabat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News