"Bulan ke bulan, indeks harga konsumen naik 13,58 persen dibandingkan dengan perkiraan jajak pendapat sebesar sembilan persen. Perkiraan inflasi tahunan adalah 30,6 persen," ungkap Institut Statistik Turki, dilansir dari CNBC International, Rabu, 5 Januari 2022.
Lira diperdagangkan pada 13,6 terhadap dolar setelah data inflasi dirilis atau melemah tiga persen tetapi turun dari level terendah di 13,92. Kondisi tersebut menghilangkan 44 persen dari nilainya pada tahun lalu setelah November dan Desember yang bergejolak.
Indeks harga produsen naik 19,08 persen secara bulan ke bulan di Desember untuk kenaikan tahunan sebesar 79,89 persen, data menunjukkan, mencerminkan melonjaknya harga impor karena jatuhnya mata uang.
Itu adalah CPI tahunan tertinggi sejak 37,0 persen pada September 2002, sebelum Partai AK pimpinan Presiden Tayyip Erdogan pertama kali berkuasa pada November tahun itu. Perkiraan 13 ekonom berkisar antara 26,4 persen dan 37,3 persen.
Harga konsumen dipimpin lebih tinggi oleh harga transportasi, yang melonjak 53,66 persen tahun-ke-tahun, sementara harga makanan dan minuman melonjak 43,8 persen.
"Ini mencerminkan lingkaran setan inflasi tarikan permintaan, yang sangat berbahaya karena bank sentral telah menyiratkan bahwa tekanan harga berasal dari kendala pasokan, dan tidak dapat berbuat apa-apa," kata Mitra Pendiri Spinn Consulting Ozlem Derici Sengul, di Istanbul.
"Suku bunga harus segera dan agresif dinaikkan. Inflasi tahunan mungkin akan mencapai 40-50 persen pada Maret," tambahnya.
Tingkat inflasi telah di kisaran 20 persen dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh penurunan lira ke rekor terendah setelah bank sentral memangkas suku bunga kebijakannya sebesar 500 basis poin sejak September, di bawah tekanan dari Erdogan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News