Ilustrasi. AFP PHOTO/GREG BAKER
Ilustrasi. AFP PHOTO/GREG BAKER

Indeks Manufaktur Tiongkok Ambruk di Oktober 2021

Angga Bratadharma • 01 November 2021 09:03
Beijing: Data dari Biro Statistik Nasional atau National Bureau of Statistics (NBS) menunjukkan Indeks manajer pembelian (PMI) untuk sektor manufaktur Tiongkok berada di level 49,2 pada Oktober atau turun dibandingkan dengan posisi 49,6 pada September. Momentum pemulihan ekonomi telah hilang akibat terjangan krisis energi.
 
Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi, sementara angka di bawah mencerminkan kontraksi. "Perlambatan terjadi karena pasokan listrik terus ketat dan harga beberapa bahan baku naik tajam," kata Ahli Statistik Senior NBS Zhao Qinghe, dilansir dari Xinhua, Senin, 1 November 2021.
 
Pada Oktober, sub-indeks yang mengukur harga pembelian bahan baku utama naik 8,6 poin dari September menjadi 72,1. Sedangkan indeks harga di luar pabrik naik menjadi 61,1 atau menguat 4,7 poin dari bulan lalu. Sub-indeks untuk produksi turun 1,1 poin persentase menjadi 48,4. Sedangkan untuk pesanan baru turun 0,5 poin persentase menjadi 48,8.

Angka tersebut menunjukkan bahwa produksi dan permintaan pasar di sektor manufaktur keduanya melemah bulan lalu. Data juga menunjukkan PMI untuk sektor non-manufaktur Tiongkok berada di 52,4 pada Oktober, turun dari 53,2 pada September.

Pangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi

Di sisi lain, lembaga pemeringkat Fitch memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada tahun ini dengan alasan perlambatan di sektor properti negara itu, yang juga menghadapi tantangan atas goyahnya raksasa real estate Evergrande.
 
Tiongkok menikmati pemulihan ekonomi yang cepat dari pandemi covid-19, tetapi aturan baru yang ketat pada pengembang properti telah mendorong raksasa properti Evergrande ke titik krisis. Pasar keuangan telah jatuh karena kekhawatiran bahwa negara Tiongkok bisa runtuh, yang mengarah ke kemungkinan penularan di ekonomi terbesar kedua di dunia dan seterusnya.
 
Fitch Ratings mengatakan pihaknya memperkirakan pertumbuhan Tiongkok akan mencapai 8,1 persen tahun ini, dibandingkan dengan perkiraan 8,4 persen sebelumnya, dengan mengatakan faktor utama yang membebani prospek adalah perlambatan di sektor properti.
 
Kelemahan di pasar properti terjadi setelah pengetatan peraturan baru-baru ini oleh pihak berwenang yang ingin mengendalikan lonjakan harga dan pinjaman perusahaan yang berlebihan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan