"Menyusul lonjakan harga emas di atas target kami, kami percaya ada pendorong kuat yang mendorong harga emas lebih tinggi. Oleh karena itu, kami menaikkan perkiraan harga emas akhir tahun menjadi USD2.200," jelas Chief Investment Officer DBS Bank Hou Wey Fook dalam keterangan resminya, Rabu, 13 April 2022.
Dia menjelaskan, krisis Rusia-Ukraina telah menjadi titik kritis. Saat harga minyak dan komoditas melonjak ke titik tertinggi dalam sejarah karena kekhawatiran akan gangguan pasokan, ekspektasi inflasi tumbuh dan tetap tinggi. Akibatnya, peningkatan risiko kontraksi ekonomi tidak dapat diabaikan.
Krisis tersebut juga telah menyebabkan penurunan tingkat kepercayaan, memengaruhi investasi dan konsumsi, menyebabkan kontraksi perdagangan dan gejolak pasar keuangan, dan dengan demikian meningkatkan risiko resesi.
Kenaikan tingkat suku bunga Bank Sentral AS dan pengetatan likuiditas untuk memerangi kenaikan inflasi dapat dilihat sebagai kesalahan kebijakan yang dapat mendorong dunia ke arah resesi.
"Kami yakin bahwa permintaan untuk investasi emas akan tetap tinggi karena permintaan lindung nilai portofolio meningkat. Emas, dengan atributnya yang tidak berkorelasi dan likuiditas kuat, bisa berguna dalam portofolio sebagai diversifikasi untuk mengurangi risiko," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News