Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

Haitham al-Ghais dari Kuwait Dijagokan Jadi Petinggi OPEC

Angga Bratadharma • 04 Januari 2022 14:04
London: Sebanyak dua sumber mengatakan para menteri OPEC akan mengadakan pertemuan pada Senin waktu setempat (Selasa WIB). Pertemuan itu untuk membahas penunjukan sekretaris jenderal baru dengan kandidat dari Kuwait digadang-gadang mendapatkan jabatan itu karena mendapat dukungan luas dari kelompok tersebut.
 
"Haitham al-Ghais, mantan Gubernur Kuwait untuk Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak, adalah satu-satunya kandidat untuk peran tersebut," kata sumber OPEC, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 4 Januari 2022.
 
Sekretaris Jenderal OPEC saat ini Mohammad Barkindo dari Nigeria, yang membantu mencapai kesepakatan dengan produsen non-OPEC seperti Rusia untuk memangkas produksi minyak global untuk menyeimbangkan pasar, akan menyelesaikan pengabdiannya pada akhir Juli setelah masa jabatan tiga tahun keduanya berakhir.

OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, akan mengadakan pertemuan terpisah pada Selasa waktu setempat untuk memutuskan kebijakan produksi. OPEC+, yang membuka rekor pengurangan produksi yang dibuat tahun lalu, kemungkinan tetap pada kebijakan yang ada dan mengkonfirmasi peningkatan produksi sebesar 400.000 barel per hari pada Februari.
 
Di sisi lain, Kementerian Energi Kazakhstan menyebutkan kebutuhan musiman Kazakhstan membuat kuota produksi minyak digenjot lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh pakta global produsen OPEC dan non-OPEC untuk bulan ini. Adapun pakta yang sudah disepakati dalam rangka menjaga stabilitas pasar dan harga.
 
Kuota Kazakhstan untuk Desember mencapai 1,556 juta barel per hari. "Bekas republik Soviet akan melakukan yang terbaik untuk meningkatkan kesesuaiannya selama sisa bulan ini," kata Kementerian Energi Kazakhstan.
 
Sementara itu, Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) memperkirakan permintaan minyak lebih rendah dari yang diharapkan pada tahun depan. Kondisi itu pada akhirnya membuat IEA merevisi turun prospeknya sebesar 100 ribu barel per hari untuk sisa tahun ini dan 2022.
 
Dalam Laporan Pasar Minyaknya, IEA mengatakan, permintaan minyak global sekarang diperkirakan naik 5,4 juta barel per hari pada 2021 dan 3,3 juta barel per hari pada 2022 untuk mencapai tingkat pra-pandemi 99,5 juta barel per hari secara global.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan