Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva. Foto : AFP.
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva. Foto : AFP.

Aksi Gagal Bayar Rusia Tak Picu Krisis Keuangan Global

Antara • 14 Maret 2022 11:47
Washington: Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan aksi gagal bayar Rusia untuk membayar (default) utangnya tak akan memicu krisis keuangan global,
 
Georgieva mengatakan sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan negara-negara demokrasi lainnya sudah memiliki dampak parah pada ekonomi Rusia dan akan memicu resesi yang mendalam di sana tahun ini.
 
"Perang dan sanksi juga akan memiliki efek limpahan yang signifikan pada negara-negara tetangga yang bergantung pada pasokan energi Rusia, dan telah mengakibatkan gelombang pengungsi dibandingkan dengan yang terlihat selama Perang Dunia Kedua," katanya, dikutip dari Antara, Senin, 14 Maret 2022.

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai operasi militer khusus. Sanksi itu juga membatasi kemampuan Rusia untuk mengakses sumber dayanya dan membayar utangnya, yang berarti default tidak lagi dipandang sebagai mustahil.
 
Saat ditanya apakah default seperti itu dapat memicu krisis keuangan di seluruh dunia, dia berkata, "Untuk saat ini, tidak," tegas dia.
 
Total eksposur bank-bank ke Rusia berjumlah sekitar USD120 miliar, jumlah yang meskipun tidak signifikan,
 
"Tidak relevan secara sistemik," katanya.
 
Ditanya apakah Rusia dapat mengakses USD1,4 miliar dana darurat IMF yang disetujui untuk Ukraina pekan lalu jika Moskow memenangkan perang dan mengangkat pemerintahan baru, Georgieva mengatakan dana tersebut ada di rekening khusus yang hanya dapat diakses oleh Pemerintah Ukraina.
 
IMF tahun lalu memblokir akses ke dana Afghanistan oleh Taliban setelah mereka menguasai pemerintah, dengan alasan kurangnya kejelasan atas pengakuan penguasa Taliban dalam komunitas internasional.
 
Georgieva pekan lalu mengatakan IMF akan menurunkan perkiraan sebelumnya untuk pertumbuhan ekonomi global 4,4 persen pada 2022 sebagai akibat dari perang, tetapi mengatakan lintasan keseluruhan tetap positif.
 
"Pertumbuhan tetap kuat di negara-negara seperti Amerika Serikat yang cepat pulih dari pandemi covid-19. Dampaknya akan paling parah dalam hal kenaikan harga-harga komoditas dan inflasi, berpotensi menyebabkan kelaparan dan kerawanan pangan di beberapa bagian Afrika," katanya kepada CBS.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan