"Tahun lalu itu pertama kali kemiskinan naik sejak tahun 1998 dan akibat krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi," kata Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu dalam international conference on covid-19 pandemic yang digelar secara daring, Kamis, 26 Februari 2021.
Mari menyebutkan pandemi membuat 150 juta orang akan berada di bawah garis kemiskinan (extream poor) dengan pendapatan USD1,90 per hari. Jumlah orang miskin baru (new poor) dengan pendapatan di bawah USD5 per hari juga akan meningkat, termasuk di kawasan Asia Timur dengan peningkatannya mencapai 38 juta orang.
Berdasarkan survei Bank Dunia pada sektor rumah tangga di pertengahan tahun lalu, satu per tiga orang telah berhenti bekerja. Sementara dua per tiga mengalami penurunan pendapatan, dan 40 persen mengurangi konsumsi makanan karena penurunan pendapatan.
Kemudian di kawasan Asia Tenggara yang mengalami penurunan pendapatan seperti Myanmar sebanyak 85 persen, Indonesia dan Kamboja sekitar 80 persen dan Vietnam 33 persen.
Selanjutnya sekitar 38-58 persen penjualan perusahaan di kawasan Asia Timur mengalami penurunan. Terlebih untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mengalami penurunan yang lebih rendah dari perusahaan menengah dan besar. Di Indonesia, jumlahnya sekitar 60 persen UMKM yang mengalami penurunan penjualan.
Adapun perempuan, anak-anak dan lapisan penduduk rentan merupakan kelompok yang paling terkena dampak pandemi covid-19. "Pandemi akan mempengaruhi prospek penurunan kemiskinan karena pertumbuhan ekonomi menurun dan juga anak-anak tidak pergi tidak sekolah dan begitu lama orang tidak bekerja. Ini semua akan menambah pada kemiskinan," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id