Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Khawatir Kenaikan Bunga Fed, Wall Street Merosot di Perdagangan Awal Tahun

Antara • 04 Januari 2023 07:56
New York: Indeks-indeks utama Wall Street lebih rendah di penutupan hari perdagangan pertama 2023 pada Selasa (Rabu pagi WIB), dengan hambatan terbesar dari Tesla dan Apple, ketika investor khawatir tentang jalur kenaikan suku bunga Federal Reserve saat mereka menunggu risalah pertemuan Desember.
 
Dikutip dari Antara, indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 10,88 poin atau 0,03 persen menjadi 33.136,37 poin. Indeks S&P 500 merosot 15,36 poin atau 0,40 persen menjadi 3.824,14. Indeks Komposit Nasdaq terpangkas 79,50 poin atau 0,76 persen menjadi 10.386,99.
 
Di antara 11 sektor utama S&P 500, di belakang sektor energi, sektor teknologi mencatat penurunan terbesar kedua, turun 1,0 persen, dengan Apple mempercepat penurunan ketika mengakhiri hari dengan valuasi pasar di bawah USD2 triliun untuk pertama kalinya sejak Maret 2021.
 
Persentase penurunan harian terbesar Tesla sejak September 2020 membantu menjadikan indeks konsumer non-primer sebagai sektor terlemah ketiga S&P pada hari itu dengan penurunan 0,6 persen.
 
S&P 500 telah jatuh 19,4 persen pada 2022, menandai penurunan kapitalisasi pasar sekitar USD8 triliun, sementara Nasdaq anjlok 33,1 persen, terseret oleh saham-saham pertumbuhan.
 
Saham pembuat kendaraan listrik Tesla Inc ditutup anjlok 12 persen setelah mencapai level terendah sejak Agustus 2020 dan memberikan tekanan pada sektor konsumen setelah melesetnya perkiraan Wall Street untuk pengiriman kuartal keempat.
 
Saham Apple Inc merosot 3,7 persen, pembuat iPhone tersebut mencapai level terendah sejak Juni 2021, setelah laporan dari Nikkei Asia menunjukkan permintaan yang lebih lemah. Selain itu, seorang analis menurunkan peringkat saham mereka karena pengurangan produksi di Tiongkok yang dilanda covid-19.
 
Sektor energi, yang membukukan keuntungan besar pada 2022, ditutup turun 3,6 persen pada hari perdagangan pertama tahun ini karena harga minyak jatuh tertekan data aktivitas bisnis yang suram dari Tiongkok dan kekhawatiran tentang prospek ekonomi global.
 
Baca juga: Kinerja Kurang Memuaskan Wall Street Tutup Tahun 2022

 
Indeks-indeks saham utama AS pada 2022 menunjukkan kerugian tahunan tertajam mereka sejak 2008 menyusul laju kenaikan suku bunga tercepat Fed sejak 1980-an untuk membasmi inflasi tertinggi puluhan tahun.
 
"2022 adalah tahun yang buruk bagi pasar ekuitas. Beberapa alasannya belum hilang karena kami memutar kalender," kata direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities di Los Angeles, Michael James.
 
"Masih ada kecemasan yang meningkat, ketidakpastian tentang Fed dan inflasi. Sampai ada kejelasan tentang itu, akan sulit untuk membuat kemajuan di pasar ekuitas."
 
Mengingat pengaruh Apple dan Tesla di pasar, James juga mengutip kekhawatiran khusus tentang mereka untuk pelemahan S&P yang lebih luas pada Selasa, 3 Januari 2023. Peraih keuntungan terbesar adalah layanan komunikasi, dengan induk Facebook Meta Platforms Inc memimpin dengan kenaikan sebesar 3,7 persen.
 
Investor pada Rabu akan memantau dengan cermat risalah pertemuan kebijakan Fed Desember, ketika bank sentral menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin setelah empat kali kenaikan 75 basis poin berturut-turut dan suku bunga yang disinyalkan bisa tetap lebih tinggi lebih lama.
 
Data ekonomi lainnya yang akan dirilis minggu ini termasuk laporan manufaktur ISM, juga pada Rabu, dan laporan pekerjaan bulan Desember pada Jumat.
 
Kelemahan di pasar tenaga kerja bisa memberi Fed alasan untuk melonggarkan pengetatan kebijakan moneternya, namun data sejauh ini menunjukkan pasar tetap ketat meski suku bunga dinaikkan.
 
Pelaku pasar uang melihat peluang 68 persen Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,50 persen hingga 4,75 persen pada Februari, dengan suku bunga memuncak di 4,98 persen pada Juni.
 
Di Bursa AS, 10,618 miliar saham berpindah tangan, menandai kenaikan dari volume yang lebih rendah minggu sebelumnya karena musim liburan. Ini dibandingkan dengan rata-rata 10,799 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan