Ilustrasi. Foto: AFP
Ilustrasi. Foto: AFP

Indikasi Penurunan Suku Bunga The Fed Dorong Harga Minyak Dunia

Annisa ayu artanti • 07 Maret 2024 09:27
Jakarta: Harga minyak mentah berjangka naik pada perdagangan Rabu karena Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengindikasikan suku bunga kemungkinan akan turun tahun ini. Meskipun bank sentral bergerak dengan hati-hati.
 
Melansir CNBC International, Kamis, 7 Maret 2024, kontrak West Texas Intermediate (WTI) untuk April naik 98 sen atau 1,25 persen menjadi USD79,13 per barel.
 
Sementara harga minyak Brent untuk pengiriman Mei berjangka bertambah 92 sen atau 1,12 persen menjadi USD82,96 per barel.

Powell mengatakan kepada Komite Jasa Keuangan DPR, The Fed perlu melihat lebih banyak data sebelum menaikkan suku bunga. Meskipun ia juga memperkirakan bank sentral akan mulai melonggarkan kebijakan tahun ini karena inflasi terkendali.
 
Baca juga: Harga Minyak Dunia Makin Mahal Gegara Pembatasan Produksi OPEC+

Dalam pidato yang telah dipersiapkan, Powell mengatakan bank sentral berpikir suku bunga telah mencapai puncaknya.
 
Suku bunga yang lebih rendah biasanya menstimulasi ekonomi, yang menyebabkan lebih banyak permintaan untuk minyak mentah.
 
Seorang Analis di Pialang minyak PVM Tamas Varga mengatakan, kepada kliennya dalam sebuah catatan, ketidakpastian seputar penurunan suku bunga adalah musuh publik pertama dari reli minyak yang berlarut-larut.
 
"Kesaksian ketua Fed dan keputusan suku bunga ECB Kamis dapat menghidupkan kembali harapan untuk penurunan biaya pinjaman Juni," tulis Varga dalam sebuah catatan penelitian. 

Stok minyak mentah AS naik

Sementara itu, stok minyak mentah komersial AS naik 1,4 juta barel pekan lalu, menurut Administrasi Informasi Energi.
 
Penumpukan persediaan turun secara substansial dari minggu-minggu sebelumnya karena kilang-kilang memproses lebih banyak minyak mentah menjadi produk jadi.
 
Stok bensin AS turun 4,5 juta barel pada periode yang sama, menunjukkan bahwa permintaan meningkat.
 
Harga minyak juga telah merangkak naik tahun ini, membukukan kenaikan selama dua bulan berturut-turut, karena OPEC+ telah memangkas produksi dan ketegangan geopolitik terus memanas di Timur Tengah.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan