Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

Reli Berlanjut, Yuan Kembali Hantam Dolar AS

Antara • 01 Desember 2021 10:57
Beijing: Sistem Perdagangan Valuta Asing Tiongkok  mengungkapkan kurs tengah mata uang Tiongkok renminbi atau yuan menguat lagi 101 basis poin menjadi 6,3693 terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu. Kondisi itu memperpanjang kenaikan untuk hari keempat berturut-turut.
 
Mengutip Antara, Rabu, 1 Desember 2021, di pasar spot valuta asing Tiongkok, yuan diperbolehkan naik atau turun 2,0 persen dari tingkat paritas tengahnya setiap hari perdagangan. Kurs tengah yuan terhadap dolar AS didasarkan pada rata-rata tertimbang harga yang ditawarkan oleh pelaku pasar sebelum pembukaan pasar uang antar bank pada setiap hari kerja.
 
Sementara itu, mata uang safe haven yen dan franc Swiss menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Sentimen risiko anjlok karena investor menjadi gelisah tentang Federal Reserve tiba-tiba hawkish yang dapat memberikan kenaikan suku bunga agresif dan menggagalkan pemulihan ekonomi yang baru lahir.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,3 persen menjadi 95,90. Indeks dolar reli di awal sesi, sementara saham AS jatuh, setelah pernyataan hawkish Powell. Kekhawatiran tentang varian baru virus korona, Omicron juga mendorong pembelian terhadap mata uang safe haven ini.
 
Dolar, pada sisi lain, mundur pada Selasa waktu setempat, setelah naik ketika Ketua Fed Jerome Powell mengatakan risiko inflasi telah meningkat dan menyatakan untuk menghentikan istilah 'sementara' guna menggambarkan lonjakan harga. Dia juga mendorong percepatan pengurangan pembelian aset Fed.

Kebijakan moneter cepat

Komentarnya menunjukkan urgensi untuk melakukan tindakan kebijakan moneter cepat yang pasar keuangan mungkin tidak siap, kata para analis. "Secara keseluruhan, risiko terhadap prospek jangka pendek terus meningkat. Investor selalu memandang The Fed sebagai jaring pengaman, tetapi Fed terlihat panik di sini," kata Analis Pasar Senior Oanda, Edward Moya.
 
"The Fed salah dalam inflasi. Dan sekarang tampaknya mereka akan terburu-buru melakukan tapering dan dengan cepat memberikan kenaikan suku bunga. Jika tekanan inflasi tetap ada, Anda bisa melihat siklus kenaikan suku bunga yang dipercepat yang dapat mengancam kondisi keuangan," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan