Berbicara tentang kemajuan Agenda 2030, Sekjen PBB mengatakan janji itu dalam bahaya. Bahkan setengah jalan menuju tenggat waktu 2030, dunia benar-benar keluar jalur dari pembangunan berkelanjutan. Laporan Kemajuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Edisi Khusus melukiskan gambaran yang gamblang.
Berpidato pada pembukaan segmen menteri dari Forum Politik Tingkat Tinggi tentang Pembangunan Berkelanjutan (HLPF) di markas besar PBB di New York, pejabat tinggi PBB mengatakan laporan tersebut menunjukkan kemajuan pada sepenuhnya setengah dari semua target SDGs lemah dan tidak memadai. Bahwa hampir sepertiga macet atau mundur.
"Emisi-emisi itu terus meningkat. Ketidaksetaraan yang menganga terus berlanjut. Kelaparan kembali ke level 2005. Kesetaraan gender masih 300 tahun lagi. Dan dalam perjalanan kita saat ini, hampir 600 juta orang masih akan terperosok dalam kemiskinan ekstrem pada 2030. Pandemi covid-19, krisis iklim yang berkembang, konflik yang meluas, dan konsekuensi dari invasi Rusia ke Ukraina telah menghambat kemajuan yang rapuh dan terbatas," katanya dikutip dari Antara, Selasa, 18 Juli 2023.
Guterres memperingatkan dunia sudah keluar jalur jauh sebelum pergolakan ini. Dia menuturkan ambisi, urgensi, dan solidaritas semakin kurang.
"Banyak negara menghadapi jurang keuangan. Kesenjangan pendanaan SDGs tahunan telah meningkat dari USD2,5 triliun sebelum pandemi menjadi sekitar USD4,2 triliun," tegas dia.
Dia mencatat janji yang dibuat untuk bantuan pembangunan resmi dan pendanaan iklim bukan janji yang ditepati.
"Pemerintah-pemerintah tenggelam dalam utang, dengan negara-negara berkembang menghadapi biaya pinjaman yang sangat tinggi, dan 52 negara gagal bayar atau hampir gagal - tanpa sistem keringanan utang yang efektif," tambahnya.
Dia mendesak masyarakat internasional untuk meletakkan dasar sekarang guna upaya terkoordinasi untuk mendapatkan SDGs di jalurnya, dengan memanfaatkan KTT Sistem Pangan, KTT Ambisi Iklim, antara lain.
Sekjen PBB meminta setiap pemerintah untuk datang ke KTT SDGs dengan rencana yang jelas dan janji untuk memperkuat tindakan di negara mereka hingga 2030, menambahkan komitmen dan intervensi nasional yang ambisius diperlukan untuk mengurangi kemiskinan dan ketidaksetaraan pada 2027 dan 2030.
Pada KTT SDGs yang sangat ditunggu-tunggu yang dijadwalkan pada September, Guterres mengatakan dunia membutuhkan KTT untuk memberi energi kembali kepada masyarakat sipil, bisnis, dan lainnya untuk mendukung tujuan tersebut memperkuat gerakan global untuk mewujudkannya.
“Kita membutuhkan deklarasi politik yang memperbaharui dan merevitalisasi janji SDGs; yang membuka jalan untuk kemajuan yang lebih cepat dalam transisi kunci SDGs, dari perlindungan sosial dan pekerjaan, ke energi, pendidikan, dan lainnya,” jelasnya.
"Saya telah menyerukan momen Bretton Woods yang baru. Dan mengajukan ringkasan kebijakan yang mengusulkan bagaimana kita dapat mendesain ulang arsitektur keuangan global sehingga beroperasi sebagai jaring pengaman global untuk semua negara dan menyediakan akses ke pembiayaan jangka panjang yang terjangkau," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News