"Sunak telah menulis surat kepada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk memperingatkan dampak dari kontrol ketat perbatasan Inggris menjelang pertemuan para menteri untuk mempertimbangkan perubahan," kata surat kabar Sunday Times, mengutip sumber yang mengetahui surat itu, dilansir dari Channel News Asia, Senin, 2 Agustus 2021.
Inggris bulan lalu mencabut persyaratan bagi warga Inggris yang divaksinasi penuh yang kembali dari negara-negara berisiko sedang untuk dikarantina. Pengunjung dari Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat dengan status yang sama juga akan dibebaskan. Namun, pelancong masih harus mengikuti tes mahal sebelum keberangkatan dan sesaat setelah kedatangan.
Secara terpisah, bos maskapai penerbangan dan perusahaan perjalanan terbesar Inggris mendesak Menteri Transportasi Grant Shapps untuk menambahkan lebih banyak negara ke daftar hijau yang memiliki lebih sedikit batasan.
Mereka mengatakan status hijau harus semakin menjadi default, mengingat hampir 90 persen orang dewasa Inggris telah diberi satu vaksin dan lebih dari 70 persen memiliki dua, dan pembatasan domestik telah dilonggarkan.
"Atas dasar ini tidak ada alasan mengapa, dan sangat penting, bahwa sebagian besar Eropa termasuk pasar volume utama, AS, Karibia, dan pasar utama lainnya, tidak dapat berubah menjadi hijau minggu depan tepat waktu selama sisa puncak musim panas," para pemimpin dari Virgin Atlantic, easyJet, British Airways, Jet2.com, Loganair, Ryanair dan TUI UK & Ireland mengatakan dalam sebuah surat yang dibagikan kepada media.
Mereka mengatakan persyaratan lanjutan untuk tes covid-19 yang mahal akan berdampak besar pada penerbangan.
"Kami tidak melihat bukti bahwa rezim ini diperlukan untuk pelancong yang divaksinasi penuh atau mereka yang berasal dari negara-negara hijau, atau bahwa tes cepat yang efektif dan lebih murah tidak dapat digunakan dari tujuan berisiko lebih tinggi," pungkas mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News