"Pada pertemuan duta besar, kepresidenan Uni Eropa Jerman mencatat bahwa tidak ada anggota yang mengangkat tanda berhenti dan jalan untuk (memberi) dukungan politik (bagi pakta investasi dengan Tiongkok)," kata seorang diplomat, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 30 Desember 2020.
Para diplomat mencatat ada perkembangan positif baru-baru ini dalam negosiasi, dengan Tiongkok dilaporkan mencoba menangani kekhawatiran atas dugaan penggunaan kerja paksa di pertaniannya. Kondisi ini terjadi setelah Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan pada pekan lalu bahwa negosiasi telah memasuki tahap terakhir.
Kemudian seorang diplomat Uni Eropa mengatakan kesepakatan sekarang dapat diumumkan secara resmi pada minggu ini. "Kami harus berhati-hati, tetapi selama Tiongkok setuju, mungkin ada pengumuman resmi dari Brussel dan Beijing pada akhir pekan ini," kata diplomat itu.
Tidak ada negara anggota yang campur tangan pada pertemuan itu untuk memblokir kesepakatan. Akan tetapi, Duta Besar Polandia Andrzej Sados mengaku ragu usai Jerman menambahkan Polandia ke dalam agenda kesepakatan. Kesepakatan itu akan menjadi dorongan besar bagi kedua belah pihak.
Bahkan, kesepakatan tersebut bisa memperkuat hubungan ekonomi sebelum kedatangan Presiden terpilih AS Joe Biden di Gedung Putih pada Januari 2021. Sedangkan Presiden AS saat ini, Donald Trump, telah terlibat dalam perang perdagangan dengan Tiongkok.
Meski demikian, penggantinya yakni Joe Biden telah menyatakan keprihatinannya tentang Uni Eropa di mana Brussel didesak untuk berkonsultasi dengan Washington. "Pemerintahan baru di AS mulai bekerja dalam tiga minggu mendatang. Dan kesepakatan dengan Tiongkok harus mempertimbangkan hubungan Uni Eropa dan AS," pungkas Sados.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News