Namun bank sentral AS memberi tanda bahaya pada angka inflasi yang mengecewakan baru-baru ini dan menyarankan kemungkinan terhentinya pergerakan menuju keseimbangan perekonomian.
The Fed juga mengumumkan rencana untuk memperlambat laju penarikan neraca keuangannya, setelah menghabiskan sebagian besar waktu di awal tahun untuk memperingatkan perubahan tersebut.
Melansir DailyFX, Kamis, 2 Mei 2024, indeks dolar turun 0,19 persen pada 106,12, mengikuti pernyataan Fed, dimana sebelumnya mencapai 106,49, tertinggi sejak 16 April, dengan euro menguat 0,23 persen pada USD1,0689.
Terhadap yen Jepang, dolar melemah 0,18 persen pada 157,52. Sementara di hadapan poundsterling, dolar justru mengalami kenaikan meski tipis hanya 0,01 persen pada USD1,2491.
Adapun imbal hasil obligasi acuan 10-tahun AS turun 5,4 basis poin menjadi 4,63 persen, dari 4,684 persen pada akhir Selasa, dan imbal hasil obligasi 2-tahun, yang biasanya bergerak sesuai ekspektasi suku bunga, turun 8,6 basis poin menjadi 4,9602 persen dari 5,046 persen.
Baca juga: Inflasi Masih 'Bandel', Fed Terpaksa Tahan Suku Bunga Lagi |
Gaji swasta AS melebihi perkiraan
Sebelumnya, data dari laporan Ketenagakerjaan ADP menunjukkan data gaji swasta AS meningkat lebih dari perkiraan pada April, sementara data untuk bulan sebelumnya direvisi lebih tinggi.
Namun laporan terpisah dari Biro Statistik Tenaga Kerja dalam Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja, atau JOLTS, menunjukkan lowongan pekerjaan di AS turun ke level terendah dalam tiga tahun pada Maret, sementara jumlah orang yang berhenti dari pekerjaannya menurun.
Data lain dari Institute for Supply Management menunjukkan berlanjutnya kelesuan di sektor manufaktur AS, yang mengalami kontraksi pada April di tengah penurunan pesanan setelah sempat mengalami ekspansi pada bulan sebelumnya. Data ini muncul menjelang laporan ketenagakerjaan utama pemerintah AS pada Jumat.
Pasar terus mengurangi ekspektasi mengenai waktu dan jumlah penurunan suku bunga oleh bank sentral tahun ini, karena inflasi terbukti stabil dan pasar tenaga kerja tetap berada pada pijakan yang kuat. Setelah pernyataan kebijakan tersebut, para pedagang menambah taruhan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya tahun ini, kemungkinan besar pada November.
Sementara itu, harga minyak turun untuk hari ketiga di tengah meningkatnya harapan akan perjanjian gencatan senjata di Timur Tengah dan berlanjutnya penurunan setelah laporan penyimpanan EIA AS.
Minyak mentah AS turun 3,58 persen menjadi USD79,00 per barel, dan Brent turun menjadi USD83,44 per barel, turun 3,35 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id