Ilustrasi berbagai mata uang. Foto: Unplash
Ilustrasi berbagai mata uang. Foto: Unplash

10 Mata Uang Paling Lemah di Dunia Tahun 2025, Ada Rupiah?

Annisa ayu artanti • 14 Februari 2025 16:38

Jakarta: Saat berbicara tentang nilai tukar, kita sering kali hanya fokus pada mata uang kuat seperti dolar AS atau euro.
 
Namun, tahukah kamu bahwa ada mata uang yang nilainya terus tergerus hingga masuk dalam daftar paling lemah di dunia?
 
Beberapa negara harus berjuang menghadapi inflasi, ketidakstabilan ekonomi, hingga kebijakan moneter yang membuat nilai tukar mata uang mereka melemah drastis.

Lantas, apa yang menyebabkan suatu mata uang melemah? Mata uang mana saja yang saat ini berada di posisi terlemah? Berikut datanya mengutip xe.com.

Kenapa mata uang bisa melemah?

Mata uang dikatakan “lemah” ketika nilai tukarnya terhadap dolar AS atau mata uang global lainnya sangat rendah. Beberapa faktor yang menyebabkan mata uang suatu negara melemah antara lain:
 
- Inflasi tinggi: Jika harga barang dan jasa naik secara drastis, daya beli masyarakat menurun, dan nilai mata uang ikut melemah.
Cadangan devisa rendah: Semakin sedikit dolar atau mata uang asing yang dimiliki suatu negara, semakin sulit untuk menjaga stabilitas mata uangnya.
Defisit perdagangan: Jika impor lebih besar dari ekspor, permintaan terhadap mata uang lokal menurun, menyebabkan depresiasi nilai tukar.
- Ketidakstabilan politik dan ekonomi: Negara dengan kondisi politik tidak stabil cenderung mengalami pelemahan mata uang karena kurangnya kepercayaan investor.

Baca juga: 10 Mata Uang Terkuat di Dunia, Siapa Paling Perkasa?

10 mata uang terlemah di dunia tahun 2025

Berikut adalah daftar mata uang dengan nilai tukar terendah terhadap dolar AS di tahun 2025:

1. Pound Lebanon (LBP) – Mata Uang Paling Lemah

Krisis keuangan yang berkepanjangan membuat mata uang Lebanon berada di posisi terlemah.
 
Faktor utama penyebabnya meliputi:
- Keruntuhan sistem perbankan nasional.
- Ketidakpastian politik yang terus berlanjut.
- Pembatasan ketat terhadap transaksi perbankan.
- Devaluasi mata uang yang terjadi secara cepat.

2. Rial Iran (IRR)

Iran terus berjuang dengan sanksi ekonomi yang menghantam nilai tukar mata uangnya.
 
Beberapa faktor yang memperburuk situasi adalah:
- Embargo perdagangan internasional.
- Inflasi tinggi yang sulit dikendalikan.
- Minimnya investasi asing.
- Keterbatasan akses terhadap pasar global.

3. Dong Vietnam (VND)

Meskipun ekonomi Vietnam tumbuh pesat, dong tetap berada di posisi yang lemah karena:
- Pola devaluasi yang sudah berlangsung lama.
- Daya beli internasional yang rendah.
- Upaya pemerintah untuk menjaga nilai tukar tetap terkendali.

4. Leone Sierra Leone (SLL)

Mata uang ini terus mengalami tekanan akibat:
- Ketidakstabilan politik dan ekonomi.
- Ketergantungan besar pada impor yang menyebabkan inflasi tinggi.
- Produksi industri yang masih rendah.

Baca juga: Ini Penjelasan Kenapa Dolar AS Menjadi Mata Uang Dunia

5. Kip Laos (LAK)

Mata uang Laos menghadapi tantangan besar akibat:
- Inflasi yang terus melonjak.
- Cadangan devisa yang sangat terbatas.
- Defisit perdagangan yang memperburuk nilai tukar.

6. Rupiah Indonesia (IDR)

Rupiah masih termasuk dalam daftar mata uang lemah meskipun ekonomi Indonesia cukup stabil. Beberapa penyebabnya antara lain:
- Sejarah krisis moneter yang berdampak jangka panjang.
- Ketergantungan terhadap investasi asing.
- Pengaruh kuat dari pergerakan dolar AS.

7. Som Uzbekistan (UZS)

Uzbekistan sedang bertransisi ke ekonomi pasar, namun mata uangnya masih rentan karena:
- Ketergantungan besar pada remitansi dari pekerja migran.
- Impor barang dan teknologi yang tinggi.

8. Franc Guinea (GNF)

Mata uang Guinea terus melemah akibat:
- Ketergantungan besar pada ekspor komoditas.
- Salah urus ekonomi dan kebijakan moneter yang kurang efektif.
- Cadangan devisa yang sangat rendah.

9. Guarani Paraguay (PYG)

Mata uang Paraguay mengalami tekanan karena:
- Inflasi yang cukup tinggi.
- Minimnya investasi asing.
- Ketergantungan pada ekspor komoditas pertanian.

10. Ariary Madagaskar (MGA)

Madagaskar menghadapi tantangan besar dalam menjaga stabilitas mata uangnya akibat:
- Ketidakstabilan politik yang berkepanjangan.
- Bencana alam yang menghambat pertumbuhan ekonomi.
- Ketergantungan besar pada ekspor vanili.
 
Mata uang yang lemah sering kali mencerminkan tantangan ekonomi yang dihadapi suatu negara. Faktor seperti inflasi, cadangan devisa rendah, dan ketidakstabilan politik menjadi penyebab utama pelemahan nilai tukar.
 
Meskipun beberapa mata uang ini berada dalam kondisi sulit, banyak negara yang berusaha melakukan reformasi ekonomi dan kebijakan moneter agar nilai tukar mereka dapat pulih di masa depan.
 
Tetap pantau pergerakan nilai tukar mata uang, terutama jika kamu berencana melakukan transaksi internasional atau investasi di negara-negara dengan mata uang yang berfluktuasi tinggi.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan