Mengutip Channel News Asia, Selasa, 21 Desember 2021, LPR satu tahun diturunkan lima basis poin menjadi 3,80 persen dari 3,85 persen sebelumnya, sedangkan LPR lima tahun tetap di 4,65 persen. Pengurangan tersebut menandai pemotongan LPR pertama sejak April 2020.
Sebanyak 29 dari 40 pedagang dan ekonom yang disurvei pada pekan lalu memperkirakan adanya pemotongan LPR. Sebagian besar pinjaman baru dan terutang di Tiongkok didasarkan pada LPR satu tahun, sementara tingkat lima tahun memengaruhi harga hipotek rumah.
"Pemotongan itu memperkuat pandangan kami bahwa pihak berwenang semakin terbuka untuk memangkas suku bunga di tengah tantangan ekonomi yang membayangi," kata Ahli Strategi Senior ANZ Tiongkok Xing Zhaopeng.
Namun, dia mencatat, keputusan untuk mempertahankan suku bunga lima tahun tidak berubah menunjukkan Beijing lebih suka tidak menggunakan sektor properti untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
Beberapa analis mengatakan dua pemotongan rasio persyaratan cadangan (RRR) bank sentral tahun ini telah memungkinkan lembaga untuk menurunkan biaya pinjaman mereka, dengan dua pemotongan tabungan bank hingga 28 miliar yuan (USD4,39 miliar), menurut perkiraan Goldman Sachs.
Menyoroti perbedaan kebijakan moneter
Sementara langkah Beijing untuk menurunkan LPR secara luas diharapkan dan itu menyoroti perbedaan kebijakan moneter Tiongkok dari bank sentral utama lainnya, yang akan menaikkan suku bunga. Beberapa analis memperkirakan Beijing dapat melakukan pelonggaran lebih lanjut untuk menahan perlambatan ekonomi.Sejumlah indikator ekonomi baru-baru ini, termasuk penjualan ritel dan pertumbuhan investasi, menunjukkan ekonomi yang melambat. Sementara pembatasan peraturan pada sektor teknologi telah meredam sentimen investor. Pembatasan baru untuk memerangi peningkatan kasus covid-19 dapat semakin menekan pertumbuhan.
"Kami mengharapkan pemotongan 45 bps lebih lanjut untuk LPR satu tahun selama 2022," pungkas Kepala Ekonom Asia Capital Economics Mark Williams.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News